Hidden feeling

Asri Widyastuti
Chapter #16

Cemburu

Aku bukan siapa-siapamu karena itu aku tak ada hak untuk melarangmu"

~Dzaky Afnan Malik~

Baru beberapa detik yang lalu bel pulang sekolah berbunyi, beberapa siswa sudah mulai meninggalkan kelas. Aurel pun juga sama dengan mereka, namun bedanya ia tidak pulang ke rumah karena ia harus ke RO untuk rapat persiapan kemah pertengahan tahun yang diadakan untuk kelas 10.

"Rel lo nggak bawa motor kan? bareng gue aja yuk." Aurel menoleh kebelakang , ia menggeleng pelan.

"Gak usah Kin, gue kan rapat OSIS buat persiapan kemah pertengahan tahun buat kelas 10."Kinan mengernyit bingung."lah kenapa sekarang OSIS ikut turun dalam acara kemah itu?padahal jaman kita kan yang nangani bukannya dewan kerja ambaln ya?"tanya Kinan bingung.

"Soalnya kan dewan kerja kan kerjanya dibawah OSIS hehehe,jadi mungkin besok ada 3 perwakilan OSIS untuk ikut kemah , tapi dulu sebenarnya juga OSIS turun kok, kalian aja nggak tau."jawab Aurel yang membuat Kinan takjub akan kerja OSIS."wah! Gue yakin pasti lo nanti jadi perwakilannya, nggak kebayang lo ikut kemah, pasti bakal lebih deket sama Dzaky deh."

"Idihhh ogah!amit-amit,"gumam Aurel diiringi tawa Kinan."ya udah gue mau ke RO dulu bay Kinan muah."

Kinan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Aurel membuatnya tertawa jijik. 

Aurel berjalan melewati lapangan untuk menuju RO. Namun, langkahnya berhenti saat terdengar suara yang memanggilnya. Ia pun menoleh ke belakang mendapati cowok yang membuatnya tersenyum.

"Lo mau ke RO kan? bareng yuk" ajak Gilang ketua OSIS yang sekarang menggantikan kak Ferdy. Aurel tersenyum senang, keduanya kembali berjalan dan sesekali mengobrol untuk memecahkan suasana.

"Lo udah putus ya sama kak satria?"tanya Gilang, Aurel menautkan kedua alisnya."perasaan gue gak pernah pacaran sama kak satria gimana putusnya,"ucap Aurel.

Gilang tertawa konyol."Ah iya, berarti ada harapan dong buat aku?"tanya Gilang. Aurel menanggapi dengan tertawa pelan, tawa cewek itu membuat Gilang juga larut dalam suasana cair itu.

Di sisi lain, yang tak disadari Aurel dan Gilang ada seseorang yang mengepalkan tangannya. Ia cemburu ketika orang yang ia sayangi bahagia bersama orang lain.

"Kenapa lo bisa tertawa bebas saat bersama orang lain, tapi dengan gue? Ah iya gue cuma sekedar adek kelas"gumam Dzaky yang sedari tadi memperhatikan Aurel, lalu ia melangkahkan kaki untuk menuju parkiran dengan perasaan dongkol. 

Sudah beberapa menit yang lalu rapat OSIS berakhir, hingga putusan untuk memilih pendamping pada acara kemah pertengahan tahun di serahkan untuk Aurel, Gilang, dan Bayu agar mendampingi dewan kerja. Padahal Aurel tak suka untuk ikut acara seperti itu, menurutnya hanya membuang-buang waktu dan ribet. Tapi bagaimana lagi?ia sudah diberi tanggung jawab, ya harus dijalankan dengan baik.

Lihat selengkapnya