Hidden feeling

Asri Widyastuti
Chapter #21

Pengakuan Rasa

"jangan percaya pada perasaan, ia akan menjerumuskanmu pada lubang yang curam"

~Dzaky Afnan Malik~

"Seharusnya lo bilang ke gue kalau mau pindah sekolah ini! Apa lo nggak ngehargai gue sebagai sahabat ?"

Aurel menatap tajam Reza, meminta penjelasan mengenai perpindahannya ke sekolah ini, apalagi tadi pagi tak mengabarinya bahwa dia sudah bersekolah disini. Mereka sedang berada di kantin sekolah bersama Kinan. Kinan hanya acuh melihat Reza kembali, walaupun dia tau kalau Reza ga salah. Namun, kedatangan cowok itu membuat Aurel buta bahwa Dzaky menyukainya. Apalagi Reza orang posesif, cowok itu bisa jadi penghalang Dzaky dan Aurel. Sedangkan, Kinan yang betul-betul tau bagaimana sikap Dzaky kepada gadis itu, ia tak ingin Aurel menyesal dikemudian hari. 

"Maaf rel, biar suprise hehehe."ujar Reza dengan memperhatikan deretan gigi putihnya.

Aurel melipat kedua tangannya ke dada."intinya gue marah sama lo. Dan Lo nggak usah pake aku-kamu risi gue."

"Sok romantis emang."cibir Kinan sinis.

Reza tak mempedulikan omongan sahabat Aurel, ia justru mencubit hidung Aurel dengan gemas."karena kamu spesial buat aku jadi nggak ada alesan buat manggil lo-gue." Reza melangkah pergi dari kantin. Aurel yang merasa kesal menyumpah serapahi cowok itu.

"REZA KUTU KUPRETTT, LO ITU EMANG BLANGSAK."

Reza menoleh sesaat, melihat Aurel yang kesal membuatnya tertawa konyol. Ia pun melanjutkan langkahnya untuk ke kelas.

Sepeninggalan Reza, Kinan menatap Aurel jengah. Sedangkan gadis yang merasa sahabatnya tak seperti biasa, menautkan kedua alisnya heran."lo kenapa sih kin, kayak nggak suka gue deket sama Reza lagi."

Kinan menggeleng, dia bukannya tak suka melihat sahabatnya sudah bisa bahagia. Ia menggenggam tangan Aurel dan menatapnya dengan serius.

"Rel bukannya gue nggak suka sama kedekatan lo, karena gue tau lo udah nggak ada hubungan spesial lagi sama Reza mu itu."

Kinan menjeda sebentar, lalu kemudian lebih erat menggenggam tangan Aurel.

"Gini gue sebagai sahabat tak melarang lo deket sama siapa pun. Tapi lo pernah pikir sama perasaan orang lain?"

Aurel menggeleng, menatap Kinan dengan tatapan yang tak mengerti.

"Nah lo nggak pernah tau kan itu? Rel coba lo liat sekitar lo, ada orang yang lebih peduli sama lo, walaupun dia tak secara gamblang memperlihatkan itu."lanjutnya lalu melepaskan genggaman tangan dan meminum teh manis yang ada didepannya.

"Maksud lo apa?gue nggak paham."jujur Aurel. Dirinya memang tak paham apa yang dikatakan Kinan.

"Dzaky rel, Dzaky suka sama lo." 

Aurel menggeleng lemah, dirinya memang bisa nyaman dengan cowok itu,tapi apa mungkin dia menyukai gadis sepertinya."gak, gak usah bercanda. Perasaan nggak sebercanda itu kin." Aurel tertawa pelan ia tak habis pikir dengan omongan ngaco Kinan.

Kinan menggaruk kepalanya yang tak terasa gatal, ia sudah gemas melihat Aurel yang tak peka."gue serius rel! Gue bisa lihat dari matanya, dan lo juga suka kan sama dia?"

Lihat selengkapnya