Hidden feeling

Asri Widyastuti
Chapter #26

Sebuah akhir

" Lupakan dia, suatu saat nanti hati akan mencari dia yang pantas untuk dijadikan pelabuhan, bukan hanya sekedar sesaat namun selamanya."

Hidden feeling

"Acara porsenitas akan dimulai pada pukul 7 pagi dini hari, buat seluruh siswa-siswi dimohon untuk ke lapangan sekarang juga!"suara dari speaker terdengar di seluruh kelas membuat siswa lainnya hanya mendengus kesal. Bagaimana tidak, biasanya acara porsenitas diadakan meriah dan ramai, namun tahun ini hanya diselenggarakan 3 lomba yang membuat mereka bosan. Memang, setelah adanya pergantian kepala sekolah, SMA 1 jaya jarang mengadakan acara atau seminar lainnya. Karena program kerja dari kepala sekolah sekarang adalah mewujudkan generasi yang unggul, berkembang dengan menerapkan sistem belajar, belajar,dan belajar.

"Rel gue males banget ke lapangan nih, lo kenapa nggak ikut OSIS ?"ujar Kinan setelah mendengar suara dari speaker.

"Udah ayok, partisipasinya dong. Gue kan bagian sie perkab jadi udah gue siapin dari tadi dan udah selesai."

Kinan manggut-manggut lalu menyusul Aurel yang sudah berjalan ke arah lapangan.

"Eh anjir tuh Reza kayaknya digoda sama kakak kelas deh."tunjuk Kinan yang telah berdiri di pojok lapangan utara menyaksikan persiapan pertandingan basket antar semua warga sekolah. Aurel hanya cekikikan melihat sahabatnya diganggu kakkel, dari jauh Aurel dapat melihat cowok itu risi dan seperti sudah emosi.

"Bodoamad gue mah."

"Serah lo lah, kok gue nggak liat kak Baim ya?"tanya Kinan penasaran, karena biasanya kak Baim selalu tepat waktu bila mengenai pertandingan basket.

Aurel mengedikkan bahunya tak tau."mana gue tau, gue bukan emaknya kali."

"Gue nggak tanya sama lo."dengus Kinan kesal sambil melihat ke arah samping utara lapangan basket. Wajah Kinan yang tadinya kesal menjadi terkejut melihat cowok yang disukai sahabatnya sedang berjalan bersama teman-temannya ke arah mereka.

Kinan menyenggol lengan Aurel keras. Gadis itu menoleh lalu mengernyit heran."apa?"

"Itu lihat ada Dzaky cowok lo."lirih Kinan yang bisa di dengar oleh Aurel. Aurel yang tadinya masih fokus dengan kelakuan kakak kelas yang menggoda Reza, kini matanya menoleh ke arah samping dan bersobek dengan mata tajam dari cowok berpakaian semrawutnya.

Hanya 1 detik mereka bersitatap, setelah Dzaky memutuskan kontak mata, cowok itu hanya melewatinya tanpa meliriknya.

"Poor Aurel"ujar Kinan setelah melihat sikap Dzaky terhadap sahabatnya.

"Gapapa udah terbiasa, kalau dihitung-hitung udah satu bulan dia kek gitu."Aurel mengangkat kedua bahunya acuh, walaupun di dalam lubuk hatinya tersimpan rasa rindu akan sikap Dzaky yang dulu.

"Sok-sokan deh, katanya mau berjuang ck."cibir Kinan lalu terdengar musik dari lapangan untuk meramaikan suasana.

Kupergi hanya sebentar saja bukannya untuk menjauhimu

Kucoba mencari bagaimana untuk berdua

Setelah kuputuskan kembali mengulang mencarimu kekasih

Tetapi kau bukan dirimu lagi lainkan jauh berubah

Apakah kau sudah temukan yang baru

Lapangan semakin ramai setelah musik itu terdengar.

"Eh anjir tu musik kayak lo deh rel hahahaha ngakak gue."ucap Kinan yang sedari tadi memahami lagu Masih denganmu versi reggae

"Serah lo Kin,Kin."Jawab Aurel sambil memutar matanya malas.

"Katanya mau berjuang lagi, kau ini kayak emak-emak labil saat belanja saja." Kinan menggelengkan kepalanya.

"IYA NANTI GUE BERJUANG KINAN."

"Hahaha dasar, tapi kalo lo berjuang sendirian berasa goblok loh, ah kalau gue diem aja deh."

"Labil kayak emak-emak lagi belanja."ucap Aurel menirukan bahasa Kinan tadi.

"Hahaha lucu emang."

"Siapa yang nglucu?gue lagi hadrohan ini sama Gus Azmi."

"Anjir lah gajelas."Kinan menepuk keningnya pelan. Lama-lama Aurel menjadi konyol.

***

Dzaky dan teman-temannya sudah bersiap-siap untuk tanding basket dengan anak XI IPA 3, setelah tadi kelasnya menang melawan anak kelas 12 IPS 3.

"Untuk kelas X IPA 3 dan XI IPA 3 silahkan masuk di lapangan, pertandingan sudah dimulai."suara MC terdengar di penjuru lapangan basket. Sorak meriah dari suporter kelas masing-masing juga terdengar ramai.

"Lah doi lo tanding sama Reza tu."ucap Kinan setelah melihat pemain basket sudah berada di lapangan.

"Bodoamad lah, moga aja si Dzaky yang menang."

Kinan mengangguk-angguk lalu fokus ke pertandingan.

"DZAKY!!!"teriak seorang perempuan dari barisan tengah suporter. Cowok yang dipanggil tak menghiraukan panggilan gadis itu, Dzaky terus merebut bola yang ada di tangan Reza. Keduanya bersaing secara sehat, namun mata Dzaky terlihat menajam saat lawannya adalah orang yang dekat dengan Aurel.

"Tuh-tuh Serin teriak nama Dzaky mulu, lo juga harusnya nyemangatin Dzaky dong, katanya berjuang."ujar Kinan yang melihat ke tengah barisan suporter.

Aurel menyilangkan kedua tangannya ke dada."ini gue juga berjuang." Kinan melihat Aurel lalu tertawa." Berjuang apaan, emang ada berjuang cuma berdiri kayak gini doang."

Aurel membalikkan badannya dan mengambil air mineral lalu memperlihatkan ke arah Kinan.

"Makasih ya lo baik banget deh."Kinan mengambil minuman yang diberikan Aurel, namun gadis itu merebut kembali." Ini buat Dzaky nanti, lo tanya kan tadi gue berjuangnya kek apa, ya ini perjuangan gue."

Kinan melongo mendengar ucapan Aurel, sahabatnya bener-bener udah kehabisan akal." Yayayya terserah lo—."

"Masyaallah keren banget!"pekik Aurel saat melihat Dzaky memasukkan bola ke ring lawan. Teriakan demi teriakan terdengar di lapangan, semua berdecak kagum saat melihat Dzaky memasukkan bola ke dalam ring.

Kinan hanya bisa menggelengkan kepala." Ish dasar."

"DZAKY"

Lihat selengkapnya