"Kamu sudah pulang, Her?" tanya Arwah Nena bersuara serak berdiri membelakangi Heri terkejut cepat beranjak bangun dari duduk, benarannada Nena berdiri diaamping Heri.
"Ibu?" panggil Heri mendekati Arwah Nena terdiam masih berdiri belakangi Heri, mungkin benar itu di kiranya itu Nena.
"Heri, ngapain kamu disitu?" sudah sampai Bima setelah mengambil air, kelihatan gelas bergagang terisi penuh.
Heri berbalik bingung juga lihat Bima sudah berdiri di belakangnya. "Tadi, tadi I ... Ibu, Yah?" terbata-bata bingung Heri perhatikan Bima yang disangka tadi adalah Nena.
Cuman cuek saja Bima lantas masuk kedalam kamar, pintu tidak lama lagi tertutup dari dalam. Heri masih berdiri didepan pintu, mungkin karena pikirannya sudah capek seharian bekerja. Heri kembali kearah sopa kemudian duduk kepalanya di sandarkan lagi pada sandaran empuk sopa.
"Apa karena gua seharian kerja! Jadi capek dan pikiran gua jadi macam-macam aja. Tapi gua tadi benar lihat ibu dan dia panggil nama gua. Tadi apa gua cuman mimpi?" semakin penasaran Heri perlahan kedua mata Heri mulai terpejam tidur, dari belakang bawah sopa perlahan muncul wajah Arwah Nena kemudian berdiri dibelakang Heri tertidur lelap diatas sopa.
Dream
Mungkin tadi itu extras mimpi yang dialami Heri, tapi kali ini Heri berjalan mendekati pintu, rasa penasaran semakin menggelayuti pikirannya. Ada rasa takut untuk membuka pintu, padahal tangan kanannya sudah meraih handle pintu mulai sedikit terbuka.
Terkejut bercampur penasaran Heri saat melihat Bima sedang terdengar berbicara dengan seorang yang sedang terbaring tidur, hanya terlihat seluruh jemari kakinya saja yang menghitam legam, terasa busuk.
Heri semakin penasaran siapa yang sedang diajak bicara Bima duduk membelakangi Heri semakin penasaran ingin mendekati tetapi tidak ada keberanian untuk masuk kedalam kamar.
"Kalau gua masuk kedalam, pasti Ayah akan sangat marah sekali. Tapi siapa yang sedang diajak biacara sama, Ayah?" guman rasa penasaran mengulik pikiran Heri padahal ingin masuk mau tahu, tetap tidak berani.