Hari ini aku agak kesiangan bangun paginya mungkin karena gara-gara kemarin kecapean. Di waktu aku bangun pagi aku merasa kaki ku sangat pegal sekali sampai sulit aku gerakan gara-gara kemarin jalan dari rumah Geby ke jalan raya sehingga membuat kaki ku sakit. Aku paksakan bangun dari tempat tidur untuk berjalan ke kamar mandi. Sambil sedikit pincang aku berjalan ke kamar mandi seperti biasa aku lihat ibu sedang di dapur mempersiapkan sarapan pagi ini untuk kami. Setelah aku selesai mandi dan berpakaian saat berjalan kaki ku masih sakit, walau melangkah dengan sedikit tertatih aku berusaha berjalan ke kamar tidur adikku untuk membangunkan adik-adikku untuk segera mandi. Setelah adik-adikku bangun aku pergi ke dapur untuk sarapan pagi, ku lihat ibu sedang mempersiapkannya
‘’Kenapa dengan kaki mu Hidi?’’ kata ibuku sambil melihat kakiku
‘’Enggak kenapa-kenapa bu’’ jawabku sambil memegang kakiku yang masih sakit
‘’Jangan bohong, itu kayaknya kamu kesakitan’’ tanya ibuku
‘’Iya bu, kakiku sakit. Gara-gara kemarin jalan jauh’’ jawabku
‘’koq bisa’’ tanya ibuku lagi
‘’Soalnya, dari rumah teman aku ke jalan raya tidak ada angkot. Ya sudah terpaksa jalan kaki’’ jawabku
‘’Terus kaki kamu masih kuat untuk pergi sekolah?’’ tanya ibuku
‘’Tenang saja bu, kuat koq. Kan jagoan bu’’ jawabku
‘’Ya sudah tapi hati-hati. Oh yach, nanti habis pulang sekolah kamu urut saja ke rumah pak Agus, takut kenapa-kenapa’’ kata ibuku sambil memberikan sarapan nasi goreng
‘’Iya bu’’ jawabku
Kemudian aku menyantap makanan yang telah ibu berikan. Aku sarapan dengan buru-buru karena aku takut si Ijal datang karena aku tak mau si Ijal menunggu aku, dan benar saja tak lama setelah sarapanku habis si Ijal datang juga. Dan aku langsung pergi keluar untuk menemui Ijal.
‘’Kakimu kenapa Di, koq jalannya pincang begitu?’’ tanya Ijal
‘’Enggak kenapa-kenapa, ayo buruan jalan, nanti terlambat’’ jawabku