Hidup kelabu

syaehoni
Chapter #4

Buku misteri

Akhir-akhir ini aku sering di bangunkan ibu,untuk pergi sekolah. Aku juga tak tahu dengan perubahanku sekarang padahal biasanya aku bangun pagi sendiri, sehingga kadang aku kaget bila di bangunkan ibu. Aku bangun dari tempat tidur ke kamar mandi dengan mata masih terpejam. Setelah aku selesai mandi aku baru menyadari ada sesuatu yang ku lupa, ternyata sakit di kakiku sudah sembuh. Aku sangat bahagia karena aku sudah tidak berjalan dengan pincang dan yang paling utama aku tidak menahan rasa sakit di kakiku.

Seperti biasa di kelas sebelum jam masuk selalu berisik dengan obrolan-obrolan anak-anak. Kadang aku berpikir padahal setiap hari mereka ketemu tapi ada saja obrolan yang mereka bahas. Mungkin ini juga termasuk kelemahan diriku kadang aku bingung apa yang akan di obrolkan dengan temanku apabila temanku mengajak ngobrol. Mungkin sebab itu jarang teman-teman yang mau mengobrol denganku dan mungkin mereka bingung apa yang akan mereka bahas dengan ku. Untuk itulah aku orangnya pendiam jarang sekali ngobrol, aku kadang berbicara hanya seperlunya.

Di saat aku sedang membuka-buka buku tiba-tiba saja bell pun berbunyi. Pelajaran pertama yaitu pelajaran bahasa Indonesia, aku sangat suka sekali pelajaran bahasa Indonesia terutama apalagi ketika di suruh mengarang aku paling senang. Aku juga kadang bingung padahal dulu aku benci pelajaran ini tapi kini aku malah suka pelajaran ini. Aku pikir mungkin karena gurunya karena ibu guru ini sangat baik sekali. Aku di ajar oleh oleh ibu guru Yeti. Ibu Yeti kalau mengajar bahasa Indonesia sangat mudah di mengerti dan juga dia sangat baik. Ketika aku di ajar oleh ibu Yeti aku seperti di ajar oleh ibuku, aku menganggap ibu Yeti itu ibuku karena ibu Yeti itu sangat baik dan juga pengertian sekali dan juga beliau mengajarkan murid-muridnya seperti kepada anaknya sendiri penuh dengan kesabaran.

Pelajaran terakhir pun selesai aku pun buru-buru untuk pulang kerumah, tapi di saat aku hendak keluar kelas tiba-tiba saja pak Yogi guru fisika memanggilku. Lalu ku dekati pak Yogi

‘’Ada apa pak’’ tanyaku

‘’Maaf Hidi, bapak mau minta tolong?’’ jawab pak Yogi

‘’Minta tolong apa pak?’’ tanyaku

‘’Ini, bapak minta tolong bawa in buku lembar kerja siswa, soalnya bapak repot bawanya’’ jawab pak Yogi

‘’Sini aku bawain’’ kataku

‘’Terima kasih Hidi’’ kata pak Yogi

Setelah itu aku membawakan buku itu ke kantor dan aku letakan buku itu di tempat meja pak Yogi. Dan ketika aku hendak keluar dari kantor guru tiba-tiba saja bu Yeti meminta tolong mebawakan bangku yang biasa ibu Yeti duduki ke gudang karena bangku itu telah rusak dan akan di ganti dengan bangku yang baru. Lalu ku segera membawa bangku itu ke gudang tempat di mana bangku dan meja yang telah rusak di taruh. Lalu ku mulai membuka pintu yang di mana di dalamnya gelap dan juga banyak sekali bangku dan meja yang sudah rusak dan juga penuh dengan debu. Kemudian aku mencari tempat untuk menaruh bangku itu agar kelihatan tidak berantakan ,dan kemudian aku menaruh bangku itu di sebelah tumpukan meja kayu yang penuh dengan sarang laba-laba. Di saat aku menaruh bangku itu aku melihat dari arah laci meja ada sebuah buku yang penuh dengan debu, lalu kemudian aku mengambilnya. Ketika aku ambil buku itu tulisan dari judul buku itu pun tidak kelihatan karena tertutupi oleh debu. Lalu kemudian aku tiup-tiup debu dari cover buku itu agar supaya aku bisa membaca judulnya. Setelah debu itu sudah bersih dari cover buku itu ku lihat buku itu buku lama karena sudah usang dan warna kertas dari tiap lembar buku itu sudah berwarna kuning, lalu kubaca judul buku itu.Saat kulihat judul buku itu adalah ‘’MISTERI SEKOLAHKU’’. Lalu ku buka sinopsisnya dari belakang buku itu, novel ini bercerita tentang hantu-hantu yang berada di sekolah. Karena aku penasaran aku membuka halaman pertama, ketika aku membuka halaman pertama tiba-tiba saja bu Yeti memanggilku dari luar

‘’Hidi. Kamu masih di dalam’’ tanya bu Yeti

‘’Iya bu’’ jawabku

‘’Sudah belum taruh bangkunya’’ tanya bu Yeti

‘’Sudah bu’’ jawabku dengan sedikit teriakan

‘’Ya sudah buruan keluar’’ kata bu Yeti

‘’Iya bu’’ jawabku

Sebelum keluar ruangan karena aku penasaran dengan novel itu akhirnya aku masukan novel itu ke dalam tasku dan setelah itu aku keluar ruangan. Dan setelah itu aku buru-buru pulang kerumah. Dirumah aku segera ganti baju dan makan karena aku harus segera ke tempat kerja ku yaitu di warnet. Kemudian aku berlari ke luar rumah. Di saat aku hendak menutup pintu rumahku, aku langsung teringat novel itu. Lalu aku mengambilnya di tasku dan hendak membaca novel itu di warnet sambil menunggu pelanggan. Saat aku baru buka pelanggan berdatangan, kebanyakan dari mereka bermain game online. Di saat aku menunggu mereka bermain game lalu ku mulai membaca novel yang aku temukan di dalam gudang tadi. Di halaman pertama aku membuka buku novel itu dari isinya novel itu menceritakan tentang si penulis dan juga sekolahnya dan di halaman selanjutnya di situ ada judul tulisan yang bertuliskan ‘’TANGGA BERHANTU’’. Di dalam judul itu di ceritakan bahwa dahulu di tangga itu ada seorang siswi yang meninggal di situ karena dia terjatuh dari tangga karena siswi itu sedang sakit. Dan semenjak itu kadang terdengar suara kaki melangkah di tangga dari arah belakang orang yang berjalan di tangga tapi ketika orang itu menoleh ke belakang tapi tidak ada siapa-siapa dan juga di toilet yang berdekatan dengan tangga itu ketika ada seseorang siswa dan siswi yang ke toilet itu sering di ganggu dengan jatuhnya sesuatu barang atau kadang pintu toilet tidak bisa di buka tapi ketika seseorang yang terkunci di toilet berdoa tiba-tiba saja pintu itu bisa di buka. Dan banyak sekali yang di ceritakan di tangga berhantu itu dan semuanya sangat menakutkan.

Di halaman berikutnya berjudul ‘’PENAMPAKAN HANTU DI TOILET’’ di sini buku ini menceritakan tentang angkernya toilet ini. Toilet ini berada di pojok dan disana banyak sekali kejadian yang aneh. Diantaranya adanya penampakan di cermin toilet dan kadang ada suara air keran menyala sendiri dan yang lebih sering di ganggu adalah anak perempuan. Judul berikutnya adalah ‘’KELAS UJUNG’’ di sini buku ini menceritakan tentang kelas yang berada di ujung. Kelas ini senantiasa dari kejauhan gelap karena berada di ujung lorong dan juga kelas ini bersebelahan dengan toilet yang berhantu. Di sini banyak sekali kejadian yang aneh diantaranya seringnya siswa atau siswi di hari tertentu kesurupan. Di ceritakan dalam buku itu dahulu ada anak yang semasa anak-anak yang lain sudah keluar untuk pulang sekolah, ada satu anak yang belum pulang karena dia sedang merapikan buku-buku pelajaran yang hendak di masukan ke tas. Saat dia hendak pulang dan hendak menutup pintu kelas dari kejauhan dia melihat se sosok wanita yang berpakain serba putih dan berwajah menyeramkan sontak saja anak itu langsung berlari dari kelas itu. Belum sempat aku selesaikan membaca buku ini tak terasa hari sudah malam akhirnya aku akhiri dulu membaca buku ini dan aku bergegas untuk menutup warnet ini.Saat aku hendak menutup warnet aku kepikiran tentang cerita dari buku ini. Aku merasa takut sekali saat hendak mematikan lampu di ruangan itu karena tempat mematikan lampu itu agak sedikit jauh dari pintu keluar. Saat aku matikan lampu aku langsung berlari ke arah pintu ,dan jantungku mulai lega. belum juga reda jantungku berdegup kencang sekarang aku harus di hadapkan dengan aku harus melewati pohon besar yang berada di pinggir jalan tanpa pikir panjang aku berlari dengan kencang walau di depannya berderet rumah warga tapi aku masih saja ketakutan. Aku tak tahu mengapa aku jadi penakut seperti ini padahal sebelum baca buku itu aku sering melewati pohon itu dan perasaanku biasa saja. Saat di rumah pun rasa ketakutan ini belum juga hilang, yaitu saat aku hendak mandi ke kamar mandi yang berada di luar, aku tidak berani masuk kamar mandi. Akhirnya aku memutuskan tidak jadi untuk mandi.Tapi ketika aku mau menaruh handuk tiba-tiba saja ibu menegur diriku untuk mandi tapi karena aku tidak berani masuk kamar mandi dan ibu terus menyuruh diriku untuk mandi akhirnya aku meminta tolong kepada ibuku untuk menunggu diriku di luar kamar mandi. Walau ibu sering mengomel aku dari luar kamar mandi aku tak peduli yang penting perasaanku agak tenang kalau ibu menunggu di luar kamar mandi

‘’Sudah besar masih saja takut sama hantu. Bagaimana kamu bisa ngelindung istrimu kelak, kamu sendiri penakut’’

Banyak sekali perkataan yang ibu ucapkan saat aku sedang mandi, walau begitu aku tak memperdulikannya. Saat aku selesai mandi, ocehan ibu sudah tidak terdengar lagi. Aku pikir mungkin ibu sudah capek mengomentari aku sehingga ibuku berhenti juga. Saat aku membuka pintu ternyata di luar sudah tidak ada lagi ibu ku, aku memanggil-manggil tapi ibuku tak menjawab juga. Karena ibu tak menjawab juga dan suasana sepi akhirnya aku putuskan untuk berlari masuk ke rumah. Ketika aku lihat dari kamar ibuku ternyata ibuku sudah tidur dan aku pun langsung tidur juga.

Di kelas pagi ini aku sedang mengobrol dengan Ijal beserta teman-teman yang lain. Banyak sekali yang aku dan juga teman-temanku obrolkan, aku disitu hanya mendengarkan saja karena sedikit sekali pengalaman yang aku ceritakan kepada teman-temanku. Mereka menceritakan tentang film di bioskop dan juga tentang saat mereka jalan-jalan ke mana saja yang mereka pernah jalani tapi aku di situ hanya pendengar yang baik. Aku disitu berpikir minim sekali pengalamanku, sebenarnya bukan karena aku tak mau banyak pengalaman seperti mereka tapi lebih kepada tidak adanya waktu ku untuk bermain dan berjalan-jalan seperti mereka karena aku tidak ada waktu untuk itu sebab sehabis pulang sekolah aku harus menjaga warnet. Kadang aku merasa iri mendengar cerita mereka tapi aku tetap berpikiran positif karena ini semua yang aku lakukan demi masa depanku dan juga keluargaku juga. Saat aku dan teman-temanku mengobrol aku melihat Geby masuk bersama dengan kekasihnya yaitu Kevin, mereka berpegangan tangan. Aku melihat itu sangat cemburu sekali tapi apa boleh di kata aku bukanlah siapa-siapa. Dan juga aku berpikir aku mungkin tak pantas menjadi kekasih dengan Geby karena notabene Geby adalah anak orang kaya sedangkan aku hanyalah anak orang miskin dan lagi mungkin Geby pun tak mau menjadi kekasih aku. Aku hanya bisa melihat Geby dengan gelak tawanya bersama Kevin. Pikirku mereka sangat serasi karena Kevin pun anak orang kaya. Di sekolah ini pun semua anak-anak sangat iri sekali melihat mereka berdua.

Saat pulang sekolah aku pulang tak bersama Ijal karena Ijal ada latihan drama dengan kelompoknya .Akhirnya aku pulang sendiri menaiki angkot. Seperti biasa pulang sekolah aku langsung jaga warnet, ketika jaga warnet aku pun mulai meneruskan bacaan buku yang kemarin aku baca yang belum selesai. Saat aku buka buku itu judul berikutnya yaitu ‘’LORONG KELAS’’ di sini menceritakan tentang lorong kelas yang kadang lampu di lorong ini suka mati sendiri dan juga ada penampakan sesosok wanita yang mengesot. Di sini juga banyak cerita-cerita seorang murid yan sering mengalami kejadian itu. Dan judul yang terakhir adalah ‘’GUDANG BELAKANG SEKOLAH’’ di sini menceritakan tentang gudang yang berada di belakang sekolah yang kadang terdengar tangisan di malam hari. Gudang ini sudah pernah di pakai untuk tempat tinggal penjaga sekolah dahulu. Karena penjaga sekolah itu baru di tempat itu dan tak mempunyai tempat tinggal akhirnya kepala sekolah memutuskan gudang di belakang sekolah di jadikan tempat tinggal penjaga sekolah itu tapi tak sampai seminggu penjaga sekolah itu tak betah tinggal di sana karena kalau malam hari sering terdengar tangisan anak perempuan sehingga penjaga sekolah itu mengontrak di dekat sekolah.

Tak terasa saat malam tiba cerita dari buku ini pun selesai aku pun mulai menutup warnet. Seperti hari kemarin aku pun masih ketakutan dan saat di rumah pun sama. Saat hendak mandi harus ditunggu dari luar kamar mandi. Dan kali ini aku memohon ibu untuk tidak meninggalkan lagi aku.

Ketika di kelas aku dan Andri mengobrol berdua, kami sedang mengobrolkan tentang kelompok drama kami

‘’Hidi, perasaan sudah seminggu ini kelompok kita tak pernah latihan drama lagi, sedangkan kelompok yang lain saja sudah bagian penghafalan gerakan dan juga naskah sedangkan kelompok kita naskah saja belum tahu’’ kata Andri

‘’Iya juga, aku lihat si Ijal saja dalam seminggu ini sudah dua kali latihan drama. Koq kelompok kita belum sama sekali latihan’’ kataku dengan tangan memainkan pulpen

‘’Hidi, coba kau Tanya si Geby tentang naskah drama kita. Soalnya di yang bertanggung jawab atas naskah drama kita?’’ kata Andri

‘’Iya juga, soalnya kemarin waktu latihan dia sendiri yang meminta untuk membuat naskah drama itu!’’ kataku

‘’Iya makanya Tanya si Geby’’ kata Andri

‘’Koq aku, kamu kan sebagai wakil dari kelompok kita. Kenapa tidak kamu saja?’’ tanyaku

‘’Aku tidak berani, takut dia tersinggung dan kemudian marah’’ jawab Andri

‘’Sama aku juga, tapi kalau kita tidak tanya bagaimana dengan nasib kelompok drama kita?’’ kataku

‘’Iya juga.Ya sudah kita tanya sama-sama saja’’kata Andri

‘’Boleh..boleh’’ kataku sambil berjalan kearah Geby yang sedang duduk di depan kelas bersama dengan dua sahabatnya yaitu Heni dan Ika.

 Lalu kami pun mulai mendatangi Geby,di situ dia sedang mengobrol dengan Heni dan Ika sambil mengemil makanan ringan

‘’Hay semua’’ ucapku

‘’Hay juga’’ jawab Geby, Heni dan juga Ika

‘’Begini Geb, aku dan juga Hidi ingin ngomong sesuatu sama kamu?’’ kata Andri

‘’Ada apa?’’ tanya Geby sambil menatap kami berdua

‘’Ini soal drama kita. waktu pementasan drama kan sebentar lagi, aku pengen tahu bagaimana dengan naskah drama kita apa sudah selesai di buat. Soalnya kelompok yang lain sudah mulai latihan drama sedangkan kelompok kita belum sama sekali’’ ucap Andri

‘’Belum selesai’’ ujar Geby

‘’Koq belum selesai,kalau begini kapan kita mulai latihannya?’’ ujar Andri

‘’Maksud kamu apa?, memang gampang apa bikin naskah drama!’’ jawab Geby dengan sedikit marah

‘’Bukan begitu Geb, waktu pementasan sebentar lagi. Kalau naskah saja belum selesai kapan kita latihannya?’’ jawab Andri

‘’Santai saja sih, nanti juga selesai’’ ucap Geby

‘’Kamu bilang santai, dengan waktu sebentar lagi kamu bilang santai. Kamu tidak pikir apa, bagaimana kita bisa menghafal dialognya dan juga koreografinya nanti’’ ujar Andri

Lihat selengkapnya