Hidup kelabu

syaehoni
Chapter #10

Bertemu ibu dan berpisah dengan Heni

 Hari ini ujian pertamaku kami yang biasanya sering bercanda tapi sekarang sibuk membaca buku dan saling berbincang mengenai pelajaran. Sebenarnya ini suasana yang ku inginkan selama ini, suasana sekolah yang sepi hanya sedikit terdengar suara obrolan dan banyak orang yang membaca buku tapi setelah terjadi sekarang malah membuatku aneh karena yang biasanya berisik jadi sepi begini dan juga malah aku kangen dengan semua itu.

      hari ini aku sudah siap untuk ujian karna sejak seminggu lalu aku sudah menghafal dan membaca semua pelajaran yang akan di uji. Hari pertama ujian aku jalani dengan lancar dan semua soal yang ada di ujian hampir semuanya sudah ku tahu jawabannya hanya beberapa soal yang membuat ku bingung tapi setidaknya 90% aku bisa mengerjakannya. Di hari kedua pun sama semua soal bisa ku kerjakan dan di hari ketiga adalah ujian matematika semua murid sangat gelisah sekali karena pelajaran itu termasuk pelajaran yang susah. Setelah aku mengerjakan soal ujian matematika memang benar saja soal-soalnya sangat sulit tapi walau begitu aku harus berusaha untuk bisa menjawab semua soal karena bagaimana pun juga ini demi beasiswa kuliah.

      Saat ku buka jendela ku lihat pagi ini udara sangat cerah dan aku bisa bernafas dengan lega karena selama tiga hari ini aku sudah stres dengan ujian dan akhirnya aku sedikit bisa tenang Cuma tinggal menunggu hasil ujian. aku berharap nilai ujianku bagus dan aku bisa mendapatkan beasiswa. Di waktu hari libur ini aku hanya fokus ke kerjaanku dan kadang kalau ada waktu senggang aku berusaha mencari ibu ku. Aku sangat kangen ibu ku terutama adikku sering menanyai ibu. Kadang aku bingung harus menjawab apa lagi kepada adikku bila terus merengek ingin bertemu ibu. Kadang kalau adikku merengek ingin bertemu ibu aku menangis karena bingung harus berbuat apa supaya adikku tidak menangis lagi. Saat ku hendak mandi tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu lalu ku membukanya. Aku pikir pak rahmat sopir yang biasa meminta kunci untuk membuka toko tapi saat ku buka ternyata heni. Aku terperanjat kaget dan heni pun kaget sebab aku hanya memakai celana pendek saja tanpa memakai baju. Lalu aku tutup pintunya dan segera memakai baju dan setelah itu aku buka pintu lagi dan ku ajak Heni duduk di luar

‘’Ada apa Hen, tumben pagi-pagi begini ke sini?’’

‘’Ini ku bawakan bubur, buat kamu dan adik mu’’

‘’Terima kasih Hen, kami baik sekali sih sama aku. Sudah banyak kebaikanmu kepada ku, aku tak tahu apakah aku bisa membalasnya atau tidak’’

‘’Hmmm...sudah jangan di pikirin aku ikhlas kok’’

‘’Maaf tadi aku tutup lagi pintunya soalnya aku tadi tidak pakai baju’’

‘’Iya tahu’’

‘’Tadinya aku mau mandi, eh kamu tiba-tiba datang’’

‘’Oh begitu, ya sudah kamu mandi dulu saja’’

‘’Ok. Aku mandi dulu yach. Tenang saja aku mandi nya cepat kok. Kamu tunggu yach?’’

‘’Iya’’

Lalu aku pun masuk dan segera membangunkan adikku dan juga aku segera masuk ke kamar mandi. Setelah aku mandi aku segera keluar dan menghampiri Heni. Saat ku keluar ternyata di luar juga sudah ada pak Rahmat. Karena aku sudah tahu tujuan pak rahmat aku segera ambilkan kunci gerbang

‘’mMau ambil kunci yach pak?’’

‘’Iya Hidi’’

‘’Ini kuncinya pak’’

‘’Ya sudah bapak buka gerbang dulu yach, mau manasin mobil’’

‘’Iya pak’’

Setelah pak rahmat pergi untuk membuka gerbang lalu aku kembali mengobrol dengan heni

‘’Maaf yach lama nunggu nya’’

‘’Iya tidak apa-apa, lagian aku juga tadi ngobrol sama pak Rahmat jadi tidak begitu kerasa nunggu nya’’

‘’Oh begitu, kamu tumben pagi-pagi ke sini?’’

‘’Bosen aku di rumah terus’’

‘’Hmmm...Memang kapan sih di kasih tau ke lulusannya’’

‘’Katanya sih sebulan lagi’’

‘’Masih lama dong’’

‘’Iya. Aku juga bingung ni masa liburan ini harus ngapain!’’

‘’Bantu-bantu saja di sini. Itu juga kalau kamu mau’’

‘’Hmmm..boleh juga ni. Dari pada di rumah terus’’

‘’Iya. Tumben ni jalan sepi biasanya banyak mobil dan motor lewat’’

‘’Itu tadi saat ku kesini ada orang gila yang tiduran di jalan makanya jalan terhambat’’

‘’Orang gilanya perempuan atau laki-laki’’

‘’Perempuan, ibu-ibu kayaknya’’

‘’Ibu-ibu’’

Aku pun langsung teringat ibu ku dan aku jadi penasaran

‘’Iya’’

‘’Boleh kamu antar aku kesana?’’

Lihat selengkapnya