“ Kay, lu tumben sih sampe kaya tadi.“ Ucap Fira. Dia cukup heran karena biasanya Kayla tak semeledak ini. Masalahnya juga tadi tempat umum dan hal itu yang membuatnya semakin heran. Dan bukan hanya Fira saja yang merasakan itu. Karena semua murid juga tak menyangka Kayla bisa seperti itu. Memang banyak yang bilang jangan sekali-kali menentang seorang Kayla karena Kayla tidak akan menunjukkan sikap ramah dan manisnya itu, malah yang ada sikap jutek dan geramnya yang akan dia tunjukkan. Oleh karena itu jarang sekali Kayla marah dan jarang sekali ada yang mencari gara-gara padanya.
“ Gua juga bingung. Cuma ya tuh anak udah keterlaluan Fir, selalu membanggakan kata-kata ‘anak baru’ yang menurut gue, ya gak gitu juga. Dia juga nantangin banget.“ Jawab Kayla dengan berapi-api, kesal, tapi juga sedikit tak enak hati karena jujur ia tak pernah menegur di tempat umum dan sudah lama ia juga tak menegur seseorang.
Setelah kejadian tadi, Kayla mengurungkan niatnya untuk makan di kantin. Rasa laparnya langsung hilang entah kemana. Dan dari kejadian tadi banyak adik kelas yang merasa ketakutan serta mencemoohnya, tapi banyak juga yang mendukungnya. Uh rasanya mood nya hancur.
“ Widya belum balik?“ tanya Kayla dengan mood yang sedikit lebih baik.
“ Belum, masih bantu Mamah Ratna.“ Jawab Fira yang dibalas anggukan oleh Kayla.
“ Eh Aliya kapan balik?.“ tanya Kayla. Dan sepertinya mood nya berhasil membaik ketika ia teringat Aliya. Aliya ini adalah sahabat mereka, namun saat ini dia sedang mengikuti perlombaan lukis di Singapura. Jangan ditanya bakatnya, dia hebat banget bahkan pernah membuat pameran dan punya galerinya sendiri.
“ Lusa dia balik, uhh kangenn udah seminggu.“ Ucap Fira yang dibalas anggukan oleh Kayla. Mereka sangat merindukan sahabat satunya itu. Wajah yang cantik, cukup tinggi, rambut lurus hitam sepundak, wajah imut, serta aura senimannya itu loh. Dia juga ketua eskul seni lukis dan banyak yang mengagumi sahabatnya itu, Aliya Anatasya.
~~~
Suara bel pulang merupakan tanda kebebasan bagi setiap murid. Suara itu menandakan hari di sekolah telah usai dan saatnya mereka pulang dan bercengkerama dengan keluarga. Tapi tidak berlaku pada Kayla. Hari-hari yang penat dan memberatkan harus selalu dijalani. Dan bel sekolah menurutnya merupakan awal rutinitas yang dibencinya kecuali OSIS.
“ Kita istirahat dulu ya. Nanti dilanjut lagi setelah Magrib, akan ada rapat dengan Pembina. Semangat semua, jangan ngaret, dan jaga kesehatan, karena kita akan memulai kesibukan untuk acara kita tahun ini, semangat!!” Tutup Kayla pada rapat OSIS. Rasanya lelah, tapi Keyla sangat menikmati prosesnya itu. Tidak mudah untuk menjadi ketua OSIS, tapi ini amanah yang harus dijalaninya.
“ Kay lo mau pulang dulu apa gimana?“ Tanya Aksa. Dia Aksa Adhitama, dia juga adalah wakil ketua OSIS.
“ Kayanya gue gak pulang deh Sa, paling mau keluar bentar aja, masih sekitar sekolah. Widya mana?“
“ Lagi ngeprint berkas kemarin di kantor. Tinta printer di ruang OSIS habis, belum beli lagi.“ Jawab Aksa yang diangguki Kayla.
“ Eh Sa, gue keluar dulu ya. Kalo lo mau keluar tutup aja gak usah di kunci.“ kata Kayla yang dibalas anggukan oleh Aksa.
~~~
Suasana sore di sekolah cukup ramai, karena banyaknya ektrakulikuler di sekolah ini. Sekolah ini pun bisa di akses hingga malam hari. Tapi hingga batas jam 8 malam untuk murid-murid. Sedangkan OSIS sampe jam berapa pun asalkan berkoordinasi dengan security.
“ Kay.“ Sapa Satrio dengan melambaikan tangan dan berjalan menghampiri Kayla.
“ Hey Yo, habis latihan?“ Tanya Kayla yang diangguki Satrio. Satrio Melviano merupakan seorang pemain voli. Tak usah diragukan lagi kemampuan volinya, banyak sekali prestasi yang di raihnya. Sekarang ia menjabat menjadi Kapten Voli SMA Wijaya. Sifatnya yang humble, ganteng, periang, dan sikap jailnya itu membuat banyak para wanita yang menyukainya. Apalagi ketika ia melakukan smash, maka banyak sekali wanita yang histeris ketika melihatnya.
“ Biasa Kay bentar lagi tanding.“ Jawab Satrio. “Eh lo belum pulang juga?” Tanyanya lagi.
“ Ya seperti biasa.” Jawab Kayla seraya tersenyum.
“ Iya lu mah sibuk mulu gak usah ditanya lagi.” Kata Satrio seraya tertawa.“ Eh lu punya masalah sama Rifki?“ Tanyanya.
“ Ya seperti yang lo tau itu. Eh lo deket sama Rifki? Ko langsung akrab aja?“ Pertanyaan Kayla berhasil membuat Satrio tertawa.