“ Kay!! Kay!! “ Kata Rifki sembari menggoyang-goyangkan tangannya di depan wajah Kayla, yang membuat Kayla terkesiap.
“ Eh i – iya Ki.” Balas Kayla dengan rasa terkejutnya.
“ Napa lo? “
“ Gak papa.”
“ Lu yang ngajakin gue ngerjain ni KTI, lo yang bengong.” Kata Rifki dengan dengusannya.
“ Ya udah gue mau nyari buku dulu buat referensi. Lo nanti kirimin datanya ya.” Kata Rifki yang dibalas anggukan oleh Kayla.
Sejak kejadian itu, Kayla terngiang-ngiang ucapan Andra. Pembunuh?? Pembunuhh? Apa maksudnya?
“ Ki lo pernah ngebunuh sesuatu?”
“ Pernah.” Balas Rifki santai mebuat Kayla membelalakan matanya.
“ Serius lo? “
“ Serius gue, lo juga pernah kali.”
“ Kagak. Bunuh apaan? “
“ Nyamuk, semut.” Balas Rifki.
“ Yaelah. Seriusan Rifkii.”
“ Ya gue serius ini.” Balah Rifki yang dibalas dengusan oleh Kayla membuat Rifki tertawa. “ Ya lo nya nanya aneh bener dah.”
“ Bodo.” Kata Kayla yang dibalas tawa oleh Rifki. “ Iya ya mana mungkin Rifki ngebunuh orang.” Batin Kayla.
“ Udah mana datanya? “
“ Iya bawel.”
Mereka mengerjakan KTI dengan serius. Dengan Rifki yang berkecamuk dengan pikirannya.
“ Kenapa Kayla nanya kaya gitu? “ Batin Rifki.
~~~
Suasana indoor sangatlah ramai. Apalagi kaum perempuan. Mereka pasti berburu tempat paling depan hanya untuk melihat tim voli SMA Wijaya. Tim voli SMA Wijaya ini di dominasi oleh murid-murid yang tampan dan tinggi. Banyak sih yang kurang tampan, hanya saja mereka tuh laki banget.
“ Wid cepetan, nanti keburu penuh dibagian depannya.” Kata Fira dengan menarik Widya agar segera sampai pada indoor dan berburu tempat paling depan.
“ Wihh rame juga ya. Padahal baru beberapa menit setelah bel.” Kata Alya seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh indoor.
“ Eh Fir. Noh sebelah kanan, paling depan 12 dari sini, itu masih ada tempat yang kosong.” Kata Kayla seraya menepuk pundak Fira dan menunjukkan tempatnya.
“ Yok buruan nanti ada yang rebut kan brabe.” Kata Fira dengan tergesa-gesa sembari menari Widya untuk duduk ditempat yang ditunjukkan Kayla tadi. Sendangkan Widya hanya menghela nafas.
Setiap hari senin, tim voli selalu mengadakan latihan seperti ini. Latihan dengan ditonton hampir seluruh anak SMA Wijaya dan semua persiapannya seakan-akan seperti diadakannya lomba. Katanya ini juga latihan untuk membangun jiwa mental dan konsentrasi mereka di tempat yang ramai, dengan sorakan penonton. Ya itulah salah satu rahasian mengapa tim voli SMA Wijaya selalu tak terkalahkan. Dan latihan seperti ini pun tidak hanya berlaku untuk anak voli. Melainkan seluruh eskul olahraga. Dan setiap eskul memiliki jadwalnya masing-masing untuk mengadakan hal yang seperti ini. Jadi SMA Wijaya memang tak pernah sepi. Selalu ada saja tontonannya.
“ Mau mulai Wid. Liat liat.” Kata Fira dengan semangat yang hanya dibalas helaan nafas oleh Widya, sedangkan Kayla dan Aliya yang melihatnya hanya terkekeh seraya menggelengkan kepala. Memang dari semuanya, hanya Fira yang paling gemas dengan hubungan Satrio dan Widya. “ Kenapa sih kalian gak jadian aja? Kurang apa Satrio? Ganteng? Iya. Baik? Iya. Populer? Iya. Ahh lo pasif banget si Wid.” Itulah yang selalu Fira katakan.
“ Gilaa ganteng banget Satrio Widd.” Kata Fira ketika dua tim voli SMA Wijaya masuk. Yang tentu saja disana ada Satrio. Dia merupakan kapten Tim A sekaligus alasan utama kebanyak anak perempuan hadir disini.
“ Udah sih Ra, kasian Widyanya.” Kata Kayla.