“ Ki lo napa sihh???” Tanya Satrio, sedangkan Rifki hanya terdiam.
“ Gila sih!! Ini bukan lo bangett.” Kata Satrio.
“ Ki, lo kenapa?? Gue tau bukan hal kecil yang bisa bikin lo sekalap ini.” Kata Ahmad sabar sedangkan Rifki masih diam tak menjawab.
“ Lo kesurupan Ki??” Tanya Fahmi jengah. “ Astagfirullah, Istighfar Istighfar.”
“ Udah, nanti juga dia cerita sendiri.” Kata Ahmad menengahi. Jujur sebenarnya Ahmad juga bingung, karena Rifki yang ia kenal tak emosian dan ini yang pertama kalinya setelah mereka berteman selama 5 tahun.
“ Jangan bilang lu cemburu Ki???” Tanya Fahmi membuat Rifki menatapnya tajam.
“ Ngaco.” Balasnya. “ Udahlah gue cabut.” Pamitnya sambil melangkahkan kaki keluar kelas.
“ Ehh nanti lo kalap lagi!!” Kata Satrio.
“ Kagak kagak, gue janji.” Balas Rifki.
Bukan hal mudah yang dilewati Rifki, apalagi yang tahu masalahnya hanya antara Rifki dan Andra. Jujur ia hanya takut hal itu terulang kembali. Membayangkannya saja sudah membuat Rifki sesak.
“ Rif.” Panggilan itu membuat Rifki membuyarkan lamunanya dan menatap perempuan yang tadi berada di pikirannya. “Gue mau ngomong.” Pintanya. Sedangkan Rifki hanya menatapnya dan berekspresi seperti bertanya “Apa??”
“ Gak disini.” Katanya yang langsung jalan mendahului Rifki. Sedangkan Rifki hanya mengikuti kemana Kayla melangkah. Ternyata Kayla membawanya ke taman. Kayla langsung duduk yang diikuti oleh Rifki.
“ Ki gue ngerasa, gue gak ada urusannya sama masalah antara lo dan Andra. Tapi tadi lo bawa-bawa nama gue, jadi gue mau bilang sama lo.” Katanya tanpa menatap Rifki, pandanggannya lurus.
“Gue temenan sama lo, gue juga temenan sama Andra. Gue berhak temenan sama siapapun. Gue bisa tau mana yang baik dan buruk. Jadi lo gak berhak buat larang-larang gue. Apalagi lo sampe kalap gitu. Sumpah Ki, terlepas apa masalah lo dan Andra, itu bukan hal yang baik.” Perkataan Kayla membuat Rifki tersenyum kecut.
“ Ya gue gak berhak.” Kata Rifki tersenyum. “Udahlah Kay lupain aja, tadi gue terlalu takut. Gue cuma mau ngingetin lo aja, kadang banyak hal yang gak terduga didunia ini. Kadang apa yang menurut lo baik beum tentu baik, begitupun sebaliknya. Jadi jadi diri lo terhadap apapun.” Lanjutnya dengan senyuman. Senyuman yang terasa penuh kesedihan. Entahlah apa masa lalu diantara mereka, rasanya semuanya terasa sangat tersakiti.
“ Semoga ini gak memengaruhi kita sebagai tim ya Kay.” Senyumnya mengembang ketika Rifki berkata tersebut. Senyum yang berbeda dari sebelumnya.
“ Ya dong! Gue profesional tau!!” Balas Kayla dengan gaya angkuh membuat mereka tertawa. Saat ini, tertawa adalah hal terbaik. Kadang tertawa dapat membuat semua hal tampak baik-baik saja, walaupun hanya tawa yang dipaksakan.
“ Ya udah sekarang latihan aja ya.” Ajak Kayla yang dibalas senyuman dan anggukan oleh Rifki.
Kadang ada sesuatu yang tak perlu ditanyakan. Karena satu pertanyaan yang keluar dari mulut kita bukan menyembuhkan tapi malah membuka luka yang telah lama dia dapatkan. Karena membuat kelegaan seorang teman yang terluka bukan hanya dengan membantunya agar bercerita tapi cukup membuat tenang dan seakan mengatakan bahwa semuanya bakal baik-baik saja.
~~~
Katanya sebuah pertemuan akan berakhir dengan perpisah, dan katanya juga seorang yang kita percaya bisa berubah menjadi seseorang yang sangat berkhianat kepada kita. Dan ada orang yang pernah merasakan keduanya. Hampa, sesak, kehilangan. Rasanya tak bisa digambarkan.
ARGHHH
“ Kenapa semuanya harus bersama?? Kehilangan dan pengkhianatan??” Lirih seorang pria.
“ Ya Tuhan, dosa apa yang pernah ku lakukan di kehidupan sebelumnya???” Pria itu duduk dengan kepala yang ia tumpukan pada kedua lututnya dengan sesekali ia memukul-mukul dadanya. Sakitt, sakit sekali. Rasanya ingin kembali ke masa lalu, masa lalu yang penuh kehangatan dan orang tersayang, masa lalu yang dilingkupi perasaan kebahagiaaan, masa lalu yang selalu membuatnya beranggapan bahwa semuanya akan baik-baik saja, masa lalu yang selalu dipenuhi orang-orang yang peduli kepadanya. Kenapa semuanya bisa hilang dengan sekejap??
“ Andra pacarnya aku itu kuat loh. Dia selalu kuat ngehadepin sesuatu hal, mau itu sebesar dan seberat apapun masalahnya. Selalu ceria dan selalu tau apa yang harus dia lakukan. Iya kan?? Ini Andra nya Nata bukan sihh???” Tanya Natasha kepada Andra yang sedang menunduk frustasi akan masalahnya, namun mendengar perkataan Nata membuat senyuman Andra mengembang.