Hidupku Milikku

Sekarningtyas
Chapter #20

Hidupku Milikku - 20

Malam ini mereka memutuskan untuk berjalan-jalan keluar kawasan hotel dan berjelajah kuliner. Mereka berada di kawasan puncak, sehingga banyak sekali yang menjual jagung bakar, sekoteng, dan makanan lainnya. Udara bogor yang dingin serta pemandangan malam yang memanjakan mata membuat malam ini terasa sangat sempurna.

               “ Mau apa Kay??” Tanya Rifki.

               “ Pengen jagung bakar.”

               “ Ya udah di warung situ aja ya.” Kata Rifki yang dibalas anggukan.

               “ Bu, Jagung bakarnya dua ya.”

               “ Siap A, sok mangga duduk dulu.” Kata Pedagang itu yang dibalas anggukan serta senyum oleh Rifki dan Kayla. Mereka duduk seraya memperhatikan keadaan sekitar.

               “ Indah banget ya Ki.” Kata Kayla dengan senyuman membuat Rifki membalasnya dengan anggukan dan tersenyum.

               “ Emang lo jarang jalan-jalan Kay??” Pertanyaan Rifki membuat Kayla mendengus.

               “ Idih ngece aja.”

               “ Ya orang reaksinya kaya yang gak pernah jalan-jalan.”

               “ Ya emang sih Ki.” Kata Kayla terkekeh, membuat Rifki mendengus dan terkekeh.

               “ Jujur aja, gak usah gengsi Kay.” Kata Rifki kembali membuat Kayla terkekeh.

               “ Iya udah jarang jalan-jalan, ya lo tau sendiri jadwal gue padet.” Kata Kayla terkekeh, tapi Rifki tau mata Kayla menunjukkan kesedihan ketika mengatakan itu.

               “ Jangan berkecil hati, karena bukan lo aja ko.” Perkataan Rifki membuat Kayla mengerutkan dahinya. Namun ketika Kayla ingin menjawab ponselnya berbunyi.

               “ Halo Mah.”

               “ Gimana sayang?? Eh kamu dah makan??” Tanyanya di sebrang sana.

               “ Udah ko Mah, ini lagi mau makan jagung bakar loh. Oh ya Mahh...” Kata Kayla melemah.

               “ Kenapa Sayang?? Gak papa ko, Mamah bangga sama kamu, nanti Mamah coba bilang ke papah kalo kamu takut.”

               “ Ihh apa sih Mah, kan Kay belum selesai ngomongnya. Kayla menangggg!!! Juara satuu!!!”

               “ Hah?? Seriuss?? Syukurlahhhhh. Mamah senang sayang. Mamah selalu bangga sama kamu.” Katanya dengan suara yang sedikit parau. Ia tau mamahnya pasti sudah meneteskan air mata.

               “ Iya Mah, Mamah Kay mau makan jagung bakar dulu ya.” Kata Kayla ketika melihat pedagang itu menghampiri mereka dengan jagung bakar yang berada di tangan kanannya.

               “ Iya Sayang.”

               “ Ehh Mamah jangan kasih tau papah dulu ya.”

               “ Iya iya, udah sana makan.”

               “ Okayy Mahh, dahh.” Kata Kayla mengakhirinya dengan senyuman.

               “ Seneng huh??” Tanya Rifki yang diangguki Kayla.

               “ Makasih ya Ki.”

               “ Santai aja Kay. Kerja bareng semua ko.”

               “ Ehh Ki, lo gak ngabarin ke siapa-siapa??” Pertanyaan Kayla membuat Rifki menghentikan aktivitasnya dan tersenyum.

               “ Emang harus ngabarin ke siapa??”

               “ Nyokap? Bokap? Ya keluarga lo.”

               “ Gak ada yang harus gue kabarin Kay.” Jawab Rifki santai sedangkan Kayla hanya mengerkan dahinya. “ Kenapa??”

               “ Nyokap udah gak ada, bokap ya gak usah dikabarin. Peduli amat.” Jawaban Rifki kali ini membuat Kayla tertegun. Ia merasa bahwa ia salah bertanya dan sepertinya hubungan Rifki dengan keluarga ya kurang baik.

               “ Ehemm Sorry Ki.”

               “ Santai aja kali Kay.” Kata Rifki dengan senyumannya.

               Mereka makan dengan keheningan dan sibuk pada pikiran mereka masing-masing. Namun tanpa ada yang menyadari bahwa dari tadi Rifki mengamati Kayla.

               “ Napa ngeliat ke atas mulu?? Nanti nenggak terus gak bisa normal lagi, baru tau rasa.” Perkataan Rifki berhasil membuat Kayla menoleh ke arah Rifki.

               “ Ishh emang ya doain orang tuh yang aneh-aneh.”

               “ Ya lo nenggak terus. Ngapain sih??”

               “ Liat bintang.” Jawab Kayla dengan senyum yang tulus.

               “ Kenapa Kay, jangan bilang kalau lo baru liat Bintang.”

Lihat selengkapnya