Hidupku Milikku

Sekarningtyas
Chapter #26

Hidupku Milikku - 26

               Hari ini adalah hari yang sangat mendebarkan. Hari dimana pengumuman juara diumumkan.

               “ Tenang Kay.” Kata Widya dengan meremas pelan tangan Kayla memberika semangat. Sedangkan Fira dan Aliya terlihat sangat santai, ya mereka berdua memang tidak terlalu memikirkan pencapaian akademik, namun mereka berdua ikut cemas menunggu hasil kedua temen mereka. Ya mereka sangat cemas, karena mereka berdua tau beban apa yang ditanggung oleh Kayla dan Widya. Kayla dengan orangtuanya dan Widya dengan beasiswanya. Karena jika Widya tidak masuk lima besar perangkingan pararel, maka Widya akan mendapatkan surat teguran dengan ancaman pencabutan beasiswa apabila semester depan Widya tak bisa menaikkan rangkingnya.

               Suara keramaian mulai terdengar, para siswa mulai berlarian menuju mading menunjukkan bahwa pengumuman itu telah di tempel. Hal itu membuat mereka berempat langsung berlari menuju mading kelas 11.

               Perasaan deg degan, keringat dingin yang terus mengalir, membuat Kayla gugup setengah mati. Ia berlari dengan tangan dan kaki yang bergetar. Kayla juga harus mempersiapkan mental jika hal buruk terjadi padanya.

               Langkah Kayla mulai memelan ketika hampir sampai pada mading tersebut. Mading dipenuhi oleh para siswa-siswa lainnya membuat Kayla semakin gugup. Ia terus mendekat dan menerobos beberapa siswa. Ia memejamkan matanya ketika pengumuman itu tepat berada di depan matanya itu. Ia memejamkan matanya berusaha rileks dan mempersiapkan mentalnya lagi. Kayla menghembus napasnya perlahan, ketika ia telah rileks, ia memberanikan diri membuka matanya. Dan ketika mata itu terbuka, Kayla mencari namanya dan hal itu membuat Kayla terdiam. Ia shock dan saat itu rasanya dunianya hancur. Perlahan air matanya terjatuh dengan tangan yang semakin berketar. Rasanya sesak.

1.      ANDRA ARVINO

2.      RIFKI ADITIA NUGRAHA

3.      KAYLA SYAKIRA ALMAHIRA

4.      WIDYA ANINDIYA PUTRI

5.      AHMAD FAJRIN FARESTA

Tiga?? Ke tiga??

Kayla langsung berlari menjauhi kerumunan, tangisnya langsung pecah ketika ia sampai di taman. Tangannya masih bergetar, badannya terasa lemas.

“ Papah maaf.” Katanya lirih. Kayla menangis dengan sangat lirih membuat siapun yang mendengarnya terasa tersayat. Membuat sahabatnya pun tak kuasa, karena mereka tau bahwa Kayla menyukai kesendirian untuk meluapkan emosinya. Mereka tau bahwa Kayla saat ini sangat terguncang, bahkan mereka saja tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Selama bersekolah di SMA Wijaya, Kayla selalu mendapatkan rangking 1 pararel. Mereka tau bahwa Kayla berjuang mendapatkan itu untuk memenuhi ekspetasi papahnya. Dan saat ini, Kayla langsung jatuh dua tingkat dan tanpa disangka-sangka bahwa Andra yang berhasil mendapatkan peringkat 1 dan Rifki peringkat 2. Mereka tau bahwa Rifki dan Andra pintar, tapi mereka tak menyangka jika mereka berdua sepintar itu.

~~~

               Kayla melangkah kakinya perlahan, ia takut untuk pulang, tapi ia pun tak tau harus kemana. Kayla merapalkan doa semoga hati papahnya dilunakkan dan semoga papahnya bisa menerima ini. Tangan yang bergetar membuat Kayla menangkupkan tangannya dan mengatur napasnya sebelum membuka pintu. Ia berusaha menguatkan diri akan sesuatu yang akan terjadi.

               Ketika dirasa cukup tenang, Kayla memberanikan diri untuk membuka pintu. Sungguh rasanya ia sangat takut. Dan ketika langkah kakinya membawa Kayla ke ruang keluarga, hal itu semakin membuat Kayla takut. Karena orangtuanya sedang duduk disana dan belum sadar akan kehadiran Kayla.

               “ Ma.” Panggil Kayla membuat mereka mengalihkan pandangan mereka dari televisi ke Kayla.

               “ Hai sayang, udah pulang.” Katanya seraya bangkit dari posisinya menghampiri Kayla dan membawa Kayla duduk diantara orangtuanya.

               “ Gimana hasilnya?” Tanya papahnya dingin, mambuat Kayla sangat ketakutan. Kayla hanya menyerahkan lapor ke papahnya. Dan beberapa detik kemudian, ekspresi papahnya berubah.

               Dira membanting lapor itu ke meja membuat Kayla tersentak. Rasa takut langsung menguasai dirinya, rasanya ia benar-benar tenggelam dalam ketakutan

               “ Kayla apa maksudnya??!” Tanyanya dengan suara tinggi.

               “ Maaf Pah.” Lirih Kayla dengan air mata yang telah membasahi pipinya.

Lihat selengkapnya