High Schol

Ira A. Margireta
Chapter #1

1. Hari Pertama

Senin, 09 Februari 2015

 

06.30 WIB pagi hari aktivitas sekolah. Langit biru yang sesekali berhiaskan awan putih menghadirkan keindahan yang tak habis diperbincangkan. Lihatlah pagi yang cerah, bersama mentari yang juga menjadi penerangan kehidupan. Tanpanya, dunia hanya berisi gelap dan hitam!

Mentari menghadirkan semangat bagi insan untuk berkarya. Hari dimana menginjakkan kaki di halaman sekolah. Melihat warna warni kehidupan sekolah yang penuh drama.

(siaran)

Hallo, teman-teman semua, apa kabar? apakah kalian sudah menikmati liburan semester? sekarang kita bertemu lagi.... hari ini apakah kalian siap untuk kembali? Pasti siap dong, hari ini aku akan bercerita tentang indahnya kenangan pagi hari di sekolah... Mungkin seperti tentang cinta pertama... bagaimana pandangan kalian tentang cinta pertama? apakah kalian pernah merasakannya? aku akan bercerita tentang artinya cinta pertama… cinta pertama adalah cinta yang sama sekali gak akan hilang dari kenangan setiap orang. Pertama kali jatuh cinta... pertama kali merasakan cemburu... pertama kali merasakan patah hati, semuanya serba pertama... cinta pertama adalah hal sakti yang mampu membuatmu terjebak nostalgia... seperti udara pagi yang lembut, pandangannya alihkan dunia...”

 

Suasana kelas di pagi hari. Di pojok kanan belakang, terlihat laki-laki berambut hitam sedang mendengarkan siaran sekolah dengan memandang luar jendela.

“(lanjutan) seperti magnet yang menarik kuat, tiba-tiba dia datang di awal perjumpaan yang belum pernah kita ketahui... perasaan mulai tumbuh di awal perjumpaan... waktu terasa berhenti dengan menikmati momen ini bersamanya...”

Sica dan Momo sedang bermain xox. Pada akhirnya Sica kalah ketiga kalinya.

"Ah! Kalah, tck!" Sica terlihat kesal.

"Udahlah ngalah aja, dari tadi kalah mulu," Kata Momo sambil tersenyum.

"Gak terima, mana harga diriku kalau aku mengalah."

"Ok ok, kita mulai lagi,"

Sica menggariskan di kertas. Momo melihat Sica sambil mendengarkan suara dari pengeras suara di dalam kelas.

"Rere hebat banget ya? Dia pandai siaran," Ujar Momo menyanjung Rere.

"Udah dari sananya, ayo main lagi," Ujar Sica yang sudah menyelesaikan menggambar garis.

“Suaranya sangat lembut, gue suka sama suaranya," kata Sica.

“Benarkah? Aku juga begitu,” kata Momo yang tak mau kalah menyukai Rere. “Cinta pertama... mengingatkanku akan hal pertama kali kita bertemu," tambahnya sambil membayangkan.

“Awal pertama kita? Aku sangat bersyukur sampai sekarang kita tetap sahabatan,” kata Sica senang.

Aku akan memutar lagu, mengingatkan kita akan cinta pertama, dengarkanlah semuanya...” pungkas Rere.

 

 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

FLASHBACK

        Hembusan angin dari arah depan. Dibawah pohon yang rindang, Rere dibonceng Sica. Sica mengendarai sepedah dengan santai. Namun, saat di jalan turun hal tak terduga datang. Rem sepedah mengalami blong. Sica berkali kali menekan remnya. 

“Loh! Loh! Loh! Kenapa dengan remnya!” kata sica panik.“

"Sica kenapa?! Sica kenapa sepedanya melaju cepat! sica rem!” teriak rere.

Rere dan Sica dibuat panik dengan suasana seperti ini. Kaki tidak bisa menghentikan sepedanya.

"Aaaaa!!!!!” teriak Rere dan Sica bersamaan.

"Woy! Minggir! Minggir! Minggir!” teriak Sica.

Di depan sekolah, Nana dan Alro naik sepedah dengan santai. Dari arah depan mereka terlihat dua orang berteriak, sepeda terasa terjun dengan bebas.

"Aaaaa!!!!” teriak Rere, Sica, Nana dan Alro bersamaan.

Dan akhirnya sepedah Sica dan Alro bertabrakan mengakibatkan mereka jatuh. Siswa siswi yang berjalan akan masuk ke halaman sekolah, hanya melihat mereka jatuh. 😭

Lihat selengkapnya