Prolog
“Maafkan Trisha, Bapak. Trisha sudah mengecewakan.” Gadis kuning langsat itu menggigit-gigit ujung kuku. Meski hatinya cemas, tapi sikapnya tetap setenang air laut tak berbadai.
“Terus gimana, Nduk? Bapak kirim pengacara?”
Trisha memejamkan mata. Serena sialan! Makinya dalam hati. Gara-gara teman berbisanya itu, dia harus menjalani kehidupan pelik di hari keduanya berada di Kota Ajaib. Liburan batal dan terpaksa harus berurusan dengan polisi karena narkoba? Bukan Serena Adiputra namanya jika tak pandai menciptakan badai masalah.
“Iya, Bapak. Trisha tunggu, ya?”
Panggilan internasional itu berakhir dengan sederet janji dan instruksi. Trisha menghempaskan tubuh di kasur hotel. Matanya nyalang menatap langit-langit kamar. Helaan napasnya sangat berat. Terputar lagi di ingatannya peristiwa kelam yang baru saja dimulai.
Serena Adiputra, teman sekampusnya yang lihai membujuk Trisha untuk menemani berpetualang di Miami menghabuskan libur semester. Itinerary mereka sudah dipenuhi tempat-tempat favorit yang akan dikunjungi.
Namun, rencana tinggal rencana. Nyatanya, belum ada sehari mereka tiba di Four Seasons Hotel, Serena – dan Trisha – harus digelandang ke kantor polisi. Serena ditahan untuk tuduhan pembelian narkotika dalam jumlah besar.