Sinsin bete. Hp nya masih ia mainkan. Segelas es milo masih 4/5 menunggu bibir manyunnya mengendus.
Jerry berkali-kali menghubunginya tak ia gubris. Hari yang malas untuk berinteraksi dengan pria itu.
Padahal tak jauh, pengintai lokasi cuman 1 km jaraknya.
Sejenak matanya jadi terkesan juling. Ia memperhatikan bentuk origami yg menggantung di dekat menu board.
Seketika ia memanggil waiter.
"Mas!"
Pelayan itu segera menghampiri.
"Owner cafe ini salah satu donatur Yayasan Hati Lelaki ya?" tanya Sinsin.
"H..." tampak sedikit bingung. Pelayan itu baru melanjutkan,
"Setahu saya sih, Bapak emang dulunya anak Yayasan tersebut."
"Oh, ya!? Baru tahu saya. Padahal saya sudah cukup sering mampir kesini," ujar Sinsin.
"Iya Mbak, saya juga beberapa kali dapat uang tips dari Mbak," celetuk pelayan itu sambil tersenyum, antara senyum terima kasih dan harapan kembali dikasih uang tips lagi.
Sinsin juga tersenyum. Perempuan sexy ini terkesan ramah. Juga sopan. Deni sang pelayan cafe ini sudah tahu dan lumayan kenal karakternya. Tidak menutup kemungkinan anak-anak cafe itu berpraduga perempuan ini PSK.
"Jadi ingin bertemu dengan Bapak, atau kenal lebih dekat kalo memungkinkan," kata Sinsin sekilas melihat lagi origami berbentuk kepinis berwarna ungu itu.