Seorang lelaki paruh baya menangis dalam doanya setelah shalat di sepertiga malam. Tangisnya semakin menjadi ketika mengingat dosa-dosa di masa lalu. Kegilaan demi kegilaan yang pernah dilakukannya semasa muda muncul seperti adegan film yang tergambar di depan mata. Meneror dan mencabik-cabik hatinya penuh penyesalan.
Ini adalah shalat Malam kesekian ratus sejak dia memutuskan bertobat. Tangisan kesekian ribu yang diharapkan mampu mengetuk pintu langit. Ratapan istigfar yang sudah tak terhitung jumlahnya. Sebuah pertobatan agung seorang pendosa kepada sang pemilik jiwa, pemilik alam semesta raya, Sang Mahacinta.
Maafkan aku, Sinta ....