Hijrah Itu Cinta

Bentang Pustaka
Chapter #3

Rumah Tanpa Cinta

Pukul 1.00 dini hari, Satria pulang ke rumah dengan perasaan bahagia. Semua rencananya berhasil malam ini. Dan, pertemuan dengan Senja, seorang perempuan yang cantik dan anggun tadi, benar-benar membuatnya bersemangat dan adrenalinnya meningkat.

Pelan-pelan, kamu bakal takluk dan menjadi milikku, ucap Satria dalam hati.

Rumah Satria sangat besar, bercat putih dengan dua lantai dan halaman luas. Ayahnya pengusaha bengkel mobil yang memiliki beberapa cabang di Indonesia. Ibunya Senior Manager di salah satu perusahaan telekomunikasi di Bandung. Satria anak pertama. Dia memiliki adik perempuan yang baru saja masuk perguruan tinggi. Ayah Satria jarang berada di rumah karena memantau bisnisnya di luar kota. Sedangkan Ibu Satria, setiap hari bekerja sejak pagi hingga larut malam.

Ayah dan ibu Satria sering bertengkar. Minggu lalu ketika ayahnya pulang ke rumah, Satria mendengar pertengkaran antarkeduanya kembali terjadi.

“Mama, kan, sudah diminta Bapak untuk resign, biar bisa ngurus anak-anak, kenapa ngeyel?” kata Bapak dengan nada tinggi.

“Enggak bisa gitu dong Pak. Karier Mama sedang bagus-bagusnya. Bapak juga sih jarang pulang. Ngurus anak itu kewajiban berdua,” balas Ibu sengit.

“Bapak melakukan semua ini untuk keluarga. Untuk masa depan kita semua.”

“Mama juga sama, untuk keluarga. Gaji Mama juga untuk anak-anak!”

Mama tak mau kalah sementara Bapak menatap Mama penuh curiga.

“Jangan-jangan Mama punya affair dengan teman kerja, jadi susah disuruh berhenti!” Kali ini Bapak membentak Mama.

“Bapak jangan nuduh begitu!!! Jangan-jangan Bapak yang nikah lagi, atau punya selingkuhan di kota lain. Iya, kan?!”

Lihat selengkapnya