HILANG

rizky al-faruqi
Chapter #17

Aysel dan Reiko

Pagi ini Ottmar benar-benar telah menemukan segalanya.

Suwatte kudasai, Duduklah, anak muda.” Seorang ayah berambut panjang sebahu tersenyum ramah setelah bahasanya di terjemahkan oleh Reiko. Ottmar tersenyum, sedikit canggung menyenderkan punggungnya pada kursi yang berhadapan langsung dengan Reiko dan ayahnya. Mata Reiko entah mengapa sejak tadi tidak mau lepas dari wajah Ottmar. Berbagai macam pertanyaan terus bermunculan di kepalanya.

“ Kau benar datang dari Azerbaijan?”

Reiko menerjemahkannya. Ottmar mengangguk.

“ Oh ya, perkenalkan terlebih dahulu. Aku Shigeru. Kau siapa anak muda?”

Reiko menerjemahkan lagi. Kali ini, ia seperti bertanya sendiri pada laki-laki yang pernah ia panggil Yuudai-san itu.

“ Ottmar.”

“ Oh.. Ottmar-san?”

Ottmar tanpa perlu di terjemahkan lagi sudah cepat membuka mulut ingin membetulkannya. Untung saja Reiko sudah lebih dulu menyela.

“ Kakak, Ottmar-san itu sebutan saja. San itu tambahan dalam bahasa Jepang untuk menyebut nama seseorang yang baru di kenal ataupun untuk panggilan secara umum. Kakak masih ingat ketika ku panggil Yuudai-san?

Ottmar terlihat bingung sebentar, lantas mengangguk kemudian. Reiko tersenyum.

Yuudai itu hanya sebutan saja karena Reiko belum tahu nama kakak.”

Ottmar mengusap dahi, tertawa. Baru kali itu ia mendengar tambahan-tambahan pada nama.

“ Kalau beliau ini namanya Shigeru, berarti kakak harus memanggilnya Shigeru-san.”

Shigeru-san yang sejak tadi hanya mendengarkan ikut tersenyum, mengangguk-angguk. Walaupun sebenarnya tidak mengerti benar apa yang Reiko katakan.

“ Ottmar-san.” Shigeru-san mendehem kecil, menatap Ottmar lamat-lamat. “ terima kasih yang sebesar-besarnya sudah menolong Reiko, ini semua salah saya.”

Ottmar tersenyum, menggeleng.

“ Bukan, Shigeru-san. Tidak ada yang perlu disalahkan dalam kejadian itu.”

Shigeru-san menghela nafas, melirik beberapa luka yang masih terlihat di punggung tangan dan wajah pemuda tampan itu.

“ Sebentar, Ottmar-san. Matamu juga terluka?”

Ottmar tersenyum, menatap Reiko dan Shigeru-san bergantian. “ luka lama.”

Shigeru-san mengernyitkan dahi. “ boleh aku melihatnya?”

Ottmar sedikit aneh mendengar permintaan Shigeru-san, kenapa ia ingin tahu sekali bagaimana luka itu? tapi Ottmar memilih untuk mengangguk, sedikit berdebar membuka balutan kain yang menutupi mata birunya. Ya Tuhan, apakah semua akan menjadi jelas sekarang?

Reiko menahan nafas ketika Ottmar sempurna melepaskan kain itu. Ottmar membuka matanya perlahan.

Shigeru-san tertegun, Reiko menutup mulut dengan kedua tangannya.

“ O.. Ottmar-san punya mata biru juga..?”

Mata Reiko membulat sempurna. Ottmar tersenyum, menatap mata biru adik satu-satunya itu.

Shigeru-san tahu takdir sudah berkata hari ini.

“ Sebutkan nama ayahmu, Ottmar-san.”

Shigeru-san menyentuh pundak Reiko, menyadarkannya. Reiko tergagap hampir saja lupa menerjemahkan. Ia benar-benar seperti bertanya sendiri, berdebar-debar menunggu jawaban Ottmar.

Ottmar sekuat tenaga mengendalikan diri. Ia sudah terlampau yakin Reiko memang benar adiknya.

Lihat selengkapnya