HILANG

mahes.varaa
Chapter #25

YANG HILANG SETELAH INI PART 3

Setelah dua hari beristirahat dan terus meladeni kunjungan orang-orang Desa Sayu yang masih berhubungan saudara, Rere mulai melakukan kegiatannya seperti biasa. Dari melakukan pekerjaanya sebagfai penulis freelance, membersihkan rumah Nur-eyangnya, membantu Ana dan Widayu memasak, mencuci baju-baju yang menggunung dan membantu Ana menjaga Arsya.

Tadinya … Widayu ingin segera kembali ke Jember setelah apa yang terjadi Rere. Tapi Nur-eyangnya meminta Widayu dan Rere agar tidak kembali karena hanya tinggal hitungan hari peringatan satu tahun kematian Muri-eyang kakung Rere dan Ayah dari Widayu. Ditambah lagi Eyang kakung Su dan istrinya yang sudah lama tidak bertemu dengan Widayu merasa senang Widayu menghabiskan banyak waktu di Desa Sayu. Bagaimana pun Widayu-Ibu Rere adalah keponakan yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri oleh Eyang kakung Su dan istrinya.

Harus aku mulai dari mana?

Rere berpikir keras mengenai peringatan yang jadi tugasnya itu. Rere mengira akan sulit untuk memberikan peringatan itu. Tapi berkat kabar hilang dirinya yang cukup menggemparkan, banyak orang dengan mudah mengenali Rere saat berjalan-jalan di pesarehan bersama dengan Arsya.

“Walah, Nduk! Kok yoh wani balik rene neh? Ndak wedi ilang neh?? Piye lek ilang neh?? Kasian ibukmu iku lohh lek kamu ilang neh, Re!”

(Walah, Nduk1 Kok ya berani kembali ke sini lagi? Nggak takut hilang lagi? Gimana kalo hilang lagi? Kasihan Ibumu kalo kamu hilang lagi, Re!)

Kalimat-kalimat serupa sering kali didengar Rere saat berjalan-jalan bersama Arsya di sekitar pesarehan dan rumah wetan.

Meski tidak tahu dan tidak begitu kenal dengan siapa saja yang mengatakan kalimat itu, Rere hanya bisa tersenyum karena peluang untuk tugasnya yang kelihatan merepotkan itu datang dengan sendirinya.

“Nggak kok Bude, Pakde! Rere nggak bakal hilang lagi. Yang hilang setelah ini bukan Rere!”

Dan di antara orang-orang yang mengatakan kalimat serupa ada Kuswati yang kebetulan nggak sengaja bertemu dengan Rere di depan gerbang pesarehan saat berjalan-jalan dengan Arsya.

“Nduk!”

Rere menoleh ke belakang dan menemukan Kuswati yang berniat pulang dengan membawa lima bungkusan makanan. Rere menyipitkan matanuya. Lagi-lagi begini! Kebiasaan buruk itu apa tidak bisa dihilangkan? Mengambil makanan secukupnya, apa itu begitu susah dilakukan? Toh besok makanan lain juga ada.  

Rere memasang paksa senyum di wajahnya dan membalas sapaan dari Ksuwati. “Ya?”

Kuswati buru-buru menghampiri Rere. “Mari ngilang kamu ini! ojok runu neh! Pye lek ngilang neh??”

Lihat selengkapnya