“Kak, kapal kita mana?” Tanya Ria saat menyadari netranya tidak menangkap keberadaan kapal yang mereka tumpangi tadi.
Wanda menoleh ke tengah lautan. Dia meneduhkan matanya dengan telapak tangan untuk memperjelas penglihatan. Benar saja, kapal itu tidak lagi berada si tempat semestinya.
Seharusnya si Bapak itu tetap berada di tengah laut sana menunggui mereka. Namun, kini mereka hanya mendapati lautan yang kosong.
2 kepala menyembul dari dalam air. Riko dan Derry. Derry membuka masker dan menggosok matanya yang kemerahan karena air laut. Riko, menenggelamkan kepalanya berkali-kali untuk membersihkan pasir yang menempel di rambutnya.
Derry mendekati Wanda dan Ria, yang tengah tertegun menatap ujung lautan.
“Kenapa?” Tanya Derry.
“Der, kamu tahu kemana Pak Ali, pergi?” Tanya Wanda. Dia ingat, Derry lah yang terakhir turun dari kapal.
Derry menjawab dengan gelengan. Seingat Derry, sebelum berenang tadi, Pak Ali tidak menyampaikan pesan apa-apa selain menyuruh mereka untuk berhati-hati.
“Riko!” Teriak Derry. Teriakan Derry menguap di telan hempasan riak. Tubuh Riko kembali hilang ke dalam lautan. Aji pun demikian.
Mereka kembali menyelam.
“Tanya Riko, kali aja Pak Ali ada titip pesan kepadanya," ucap Ria. Dia memagut lututnya kuat. Getaran halus terlihat dari bibirnya. Dia mulai kedinginan.
“Okey, gw susul Riko sebentar.”
Derry memasang maskernya kembali. Tubuhnya menyusup ke dalam laut dan bergerak dengan cepet menyusul mencari keberadaan Riko dan Aji menyelam.
Dengan isyarat tangan. Derry melambai dari permukaan. Riko mengangkat tangan tanda menerima pesan. Tubuh 2 laki-laki itu bergerak ringan ke atas. Mengapung dengan gerakan konstan. Tak lama, 2 kepala secara serentak menyeruak ke permukaan.
“Kenapa, kak?” Tanya Aji.
“Kapal Pak Ali udah ngga ada?” Jawab Derry. Derry terlihat kepayahan menahan tubuhnya untuk mengapung dengan seimbang.
“Ah, masa?” Ucap Riko Heran.
“Dia ada titip pesan sama lu ngga, tadi?” Tanya Derry ke Riko
“Ngga ada," jawab Riko singkat.
“Ya udah yuk. Kita ngumpul di laguna.” Ajak Derry.
Ketiganya bergerak di permukaan laut. Bergerak dengan cepat agar cepat sampai di laguna, tempat Wanda dan Ria berada.
Sesampai di laguna. Riko berbincang-bincang dengan Wanda. Aji menyimak pembicaraan mereka. Sementara Ria, terlihat semakin bergetar karena kedinginan.
Derry, merebahkan tubuhnya yang letih di atas batu karang. Lelah mendera karena berenang berjam-jam.
Seketika, Derry terkesiap. Dia bangkit merubah posisi duduk. Di kejauhan, di pulau itu. Dia melihat seseorang berdiri. Seperti menatap ke arahnya. Dari kejauahan, Derry tidak dapat melihat jelas wajahnya. Pria itu mengenakan pakaian hitam dan seperti tongkat atau mungkin sebuah tombak di tangan kanannya.
Dan itu bukan Pak Ali.
“Guys, guyss … ada orang di Pulau itu," panggil Derry.
Serempak, teman-temannya menoleh mengikuti arah telunjuk Derry.
Namun mereka tidak melihat siapa-siapa di sana.
“Mana?” Tanya Riko. Keningnya mengernyit, mencari sosok yang disebutkan oleh Derry.
Derry menatap kembali ke pulau itu. Benar saja. Dia tidak lagi melihat seseorang yang dilihatnya tadi berdiri di sana. Dia tidak mungkin salah lihat.