Derry menyisihkan 50% kepercayaannya terhadap kisah yang dituturkan Abdul. kisah awal mula bagaimana dia terdampar di Pulau ini. 50% lagi, Derry memilih untuk tidak percaya sepenuhnya. Cerita Abdul sangat tidak masuk di akal, lebih terdengar seperti bualan. Rasanya mustahil ada perkampungan yang dihuni oleh bangsa jin yang kejam. Dia menyisihkan rasa curiga di ruang hatinya untuk antisipasi. Setelah apa yang menimpa dirinya dan teman-teman, Derry tidak akan dengan mudah menaruh kepercayaan kepada pria yang baru saja dia kenal.
“Dan makhluk mengerikan dengan babi-babi itu apa?” tanya Derry untuk menggali informasi.
“Itu Sibigau. Dia tak kalah mengerikan dibandingkan bangsa iblis di perkampungan itu. Sama-sama bernafsu untuk mencelakai manusia,” ucap Abdul ringan, seolah tidak peduli dengan kengerian yang hinggap di hati Derry.
“Kira-kira, teman-temanku di mana, yah? Semoga mereka baik-baik saja,” gumam Derry khawatir. Semoga cerita kampung iblis itu hanya bualan. Jika itu memang benar. Tak terbayangkan bagaimana nasib Riko, Wanda dan Ria jika mereka tersesat ke sana.
“Jadi, temanmu yang hilang itu, perempuan?”
“Iya, dan dua orang lagi laki-laki.” Derry menjawab lesu. Meski dia tidak sepenuhnya percaya dengan kisah Abdul. Dihatinya tetap diserang rasa gundah yang memuncak. Dia lebih mengkhawatirkan kondisi Ria.
Bagaimana dia bisa bertahan di dalam hutan gelap penuh teror ini sendirian. Dan bagaimana jika dia malah kesasar di Kampung Bunian? Wajah Derry berubah murung. Kabut kekalutan menggelayut di wajahnya yang sudah kusam. Kisah demi kisah dia dengar namun tak satu cerita pun yang mampu membuat rasa penasaran di otaknya terpuaskan. Bagai kepingan puzzle yang berserakan. Misteri itu masih terselubung rapat, entah dengan cara apa dia mampu untuk memecahkannya.
“Kamu sudah bisa berdiri? Aku ingin mengajakmu ke sebelah. Menemui temanmu, dan mengenalkan seseorang kepadamu. Aku yakin, dia bisa membantumu mencari teman-temanmu dan mengantarkanmu keluar dari Pulau ini.”
Seseorang? Semoga saja itu benar. Derry mendapatkan secercah harapan setelah mendengar kalimat Abdul. Dia sangat berharap bisa keluar dari perangkap Pulau ini. Tentu saja setelah menemukan Ria, Riko dan Wanda. Tapi …
“Tunggu! Jika seseorang itu bisa membantuku, kenapa kamu masih terjebak di sini?” selidik Derry.
"Kami mencobanya setiap hari, tapi selalu gagal," ucap Abdul dengan senyum yang getir.
"Kenapa?"
"Sibigau," ucap Abdul singkat.
Benar sekali perkataan Abdul. Hantu hutan itu ternyata merepotkan. Selain seram, dia juga berbahaya. Jika Abdul tak bisa keluar, apa bedanya dengan nasib Derry dan kawan-kawan. Besar kemungkinan, dia akan terperangkap lama di Pulau itu. Derry menunduk lesu. Matanya berkaca-kaca.
“Sudah. Jangan terlalu difikirkan, nasib kita berbeda-beda. Kamu bisa keluar jika kita bergerak cepat. Jangan sampai terlambat seperti kami."