Hilang di Malam Pertama

Mar Shahle
Chapter #1

1. Pertanda Buruk

“Yuni, tolong!”

Seru suara melengking, merobek keheningan ditengah malam seperti jeritan dari alam lain, menciptakan getaran yang mencekam.

“Yuni, tolong aku, sakit!”

Suara itu kembali menggema, di tengah kegelapan yang menyelimuti, seakan-akan berusaha menampak kan sesuatu.

Terdengar seperti bisikan, membangunkan Yuni dari tidurnya. Seperti dihipnotis, matanya yang terpejam perlahan terbuka, dan pandangannya langsung tertuju ke arah asal suara.

Namun, ketika cahaya samar-samar menyapu ruangan minim penerangan, di sudut kamar yang diselimuti oleh bayangan, tampak sosok berdiri mengenakan gaun pengantin kebaya putih.

“Kak Rini, kamukah itu?” bisik Yuni, suaranya terdengar gemetar sambil mengucek kedua bola matanya yang masih terasa berat akibat lelah. Pandangan Yuni sedikit buram, menyiratkan kesadaran yang belum seratus persen.

Namun, tanpa mendapatkan jawaban, sosok itu tiba-tiba mengeluarkan suara tangisan melolong, merobek keheningan malam. Getaran suara yang menusuk membuat tubuh Yuni menggigil dan bulu kuduknya berdiri tegak.

Kecantikan yang semestinya terpancar dari pakaian itu, kini menjadi sesuatu yang menakutkan. Meskipun samar, Yuni masih bisa melihatnya dengan jelas.

“Astagfirullah! Astagfirullah!” seruan istighfar keluar dari bibir Yuni, mencoba mengusir kegelapan yang menyelimuti ruangan.

Tetapi tangisan sosok itu semakin meningkat, memekakkan telinga dan menusuk kedalaman jiwa. Suara tangisnya pilu, memecah hening malam, menyirami ruangan dengan aura kesedihan yang tak terlukiskan.

Tangisan itu, seolah-olah memiliki kekuatan magis, membuat telinga Yuni terasa sakit seakan dihujam oleh ribuan jarum. Bulu kuduk Yuni meremang tegak, dan jantungnya berdegup kencang, menciptakan denyut yang sesuai dengan irama ketakutan yang merajai hati.

Samar, Yuni melihat wajah cantik nan ayu di pojok kamarnya kini perlahan berubah menjadi sosok yang menyeramkan.

Saat itu juga, matanya berubah menjadi dua bola api merah yang menyala, menciptakan sorot mata yang tak terlukiskan dalam kegelapan. Wajahnya yang penuh luka-luka menganga seakan-akan merupakan jendela menuju alam kematian, memancarkan bau amis yang menusuk dan mengundang mual. Cairan merah yang masih menetes dari luka-lukanya menambahkan horor pada penampakannya.

Luka begitu dalam sehingga tulang pelipisnya terlihat menonjol keluar, menciptakan bayangan yang sangat menyeramkan, membuat Yuni takut.

Rambut yang semula tersanggul rapi dengan hiasan melati tiba-tiba berubah menjadi untaian panjang yang kusut, memberi kesan menakutkan setiap mata yang melihat.

Lihat selengkapnya