Pagi yang cerah begitu pula perasaan Decha. Ia tampak ceria dan bersemangat untuk pergi ke kampus. Alasannya? Tak perlu ditanya, dosen tampan yang berhasil memikat hatinya tak boleh absen untuk dilihatnya. Tak ada yang tahu isi kepala Decha.
Saat di gerbang kampus Decha menghentikan langkahnya. Ia menatap sekitarnya penuh selidik. Siapa tahu sosok yang kemarin menabraknya tiba-tiba lewat, bukankah itu kesempatan bagus bagi Decha untuk balas dendam. Memikirkan balas dendam tiba-tiba ia menyunggingkan senyum devilnya. Sungguh ia tak sabar melicinkan kepala lelaki, atau mencabuti bulu kakinya satu-persatu.
Hecha berjalan melewati koridor kampus, langkahnya seringan angin. Matanya jeli memperhatikan sekitar. Ada berbagai tatapan aneh tertuju padanya, namun tak di hiraukan oleh gadis itu. Wajar saja banyak yang memandangnya aneh, ia berdandan layaknya seorang bocah. Ada yang terkikik geli bahkan terang-terangan mengejeknya. Namun Decha hanya membalas mereka dengan senyuman manisnya. Jika gadis itu dalam kondisi waras, mungkin saja saat ini ia di kelilingi para lelaki yang menyukainya.
'Poin penting menjadi gadis konyol adalah tidak mementingkan omongan buruk orang lain.' Batin Decha memasang senyumnya pada semua orang.
Decha memasuki kelas paginya, ia tampak jenuh mendengarkan penjelasan dosen, bukan tak lain karena Decha telah menguasai materi itu. Decha menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia ingin sekali keluar dari kelas ini dan pergi mengunjungi dosen tampan yang kemarin.
"Decha bosen," gumamnya menatap kesal ke arah depan.
Diam-diam ada seseorang yang memperhatikan Decha yang memasang tampang lucunya. Ia tertawa kecil melihat tingkah laku gadis itu yang sangat lucu. Tampaknya lelaki itu tertarik pada Decha.
Tak terasa waktu berlalu, kelas berakhir dan Hecha adalah orang pertama yang telah hilang dari kelas itu. Tak lain karena perutnya telah menjerit minta diisi sedari tadi. Jika saja kelasnya tak membosankan, mungkin ia tak akan merasa selapar ini. Jika dipikir lagi, ia akan melupakan rasa lapar apabila yang mengajar adalah Mr. Ling. Dosen tampan yang ternyata merupakan dosen fakultas kedokteran, poor Decha.
Setibanya di kantin, Decha segera mengambil makanan dan duduk di salah satu bangku kantin. Ia duduk sendiri layaknya gadis yang kesepian. Tak memiliki seorang teman pun. Tiba-tiba seseorang duduk di hadapannya memasang senyum lebarnya dan menyapanya dengan ceria. "Haii, kenalan yuk," sapanya mengajak Decha berkenalan.