Lian sedang berkemas membereskan lokernya. Setelah berjibaku dengan sektor 7 tanpa istirahat akhirnya dia bisa pulang. Besok adalah malam panjang; di mana pergantian shift pagi menuju shift malam. Itu artinya ada waktu 12 jam untuk dirinya bisa beristirahat.
Diamati lokernya yang sudah kosong. Semua barang sudah masuk ke tas selempang warna Maron miliknya, Lian bergegas menutup loker dan memakai sepatu convers putih miliknya, lalu bergegas keluar gedung baru.
Pemandangan yang selalu sama 3 tahun terakhir ini. Setiap dia keluar dari gedung baru, pemandangan gedung lama lah yang kini tepat hadapannya.
Disana ada 5 sektor yang berjalan. Dimulai dari sektor 1 sampai sektor 5, ditambah dengan 2 gudang logistik, dan satu ruangan khusus para QC.
Sedangkan di gedung baru tempatnya Lian bekerja ada 6 sektor yang berjalan, yang di mana semuanya beroperasi sama membuat dan membungkus kue khusus untuk di ekspor ke luar negeri. Ditambah dengan 3 sektor logistik sebagai ruangan terbesar do sana. Mangkanya tidak aneh bila di gedung baru banyak truk-truk besar berjejer rapi di setiap pangkalan logistik.
Di sepanjang jalan menuju gerbang utama yang masih jauh, orang-orang berjalan dengan cepat, saling mengobrol dan terkadang saling tertawa bebas.
Namun berbeda dengan Lian. Lian hanya sendiri menyusuri lorong yang rasanya tak berakhir. Hingga sebuah sentuhan terasa di pundaknya.
Lian menoleh dan mendapati wajah oriental Dikdik di hadapannya. Tubuhnya jangkung, kaki-kaki panjangnya serasa mendominasi tubuhnya dengan wajah kecil menunduk menatapnya, Lian mau tak mau harus sedikit mendongkak kan kepalanya untuk melihat mata sipit milik Dikdik.