Permintaan Pak Tikta di Kafe Kopi Senja, dengan segala keyakinan tentang takdir dan potensi Akasa sebagai "juru kunci," menggema dalam benak pemuda itu sepanjang perjalanan kembali ke kampus.
Kata-kata tentang benang merah yang menghubungkan antara masa lalu dan masa kini, serta misteri akan situs kuno yang hingga kini masih tersimpan rapat, menari-nari di antara kesadarannya, hingga memunculkan segudang tanda tanya dan keraguan yang tidak terkira.
Tak lama kemudian, sebuah panggilan telepon dari Pak Tikta kembali mengusik pikirannya, kali ini bukan lagi tentang teori dan filosofi, melainkan tawaran nyata yang sulit untuk diabaikan.
"Halo!" sapa Pak Tikta di ujung telepon, nadanya penuh harapan namun juga sedikit mendesak.
"Iya, halo?" balas Akasa singkat.
"Nak, setelah pembicaraan kita kemarin, Pak Alan dan saya semakin yakin, bahwa informasi yang kau miliki sangatlah berharga," ucap Pak Tikta tanpa basa-basi.
"Situs Gunung Padang, konon usianya yang jauh melampaui peradaban Mesir kuno, menyimpan misteri yang belum terpecahkan," ungkap Pak Tikta sambil menghela napas sejenak, lalu kembali melanjutkan.
"Kami memiliki firasat kuat, mungkin saja ada kaitan tersembunyi antara peradaban di sana, dengan Kerajaan Ardana yang kamu ketahui," imbuhnya menambahkan.
Keheningan seketika menjeda percakapan mereka, sebelum akhirnya Pak Alan mengambil alih. "Nak, kami ingin kamu membantu tim kami untuk meneliti Situs Gunung Padang secara langsung. Semua biaya perjalanan dan akomodasi akan kami tanggung sepenuhnya!" jaminnya dengan mantap.
"Kami percaya, pengetahuanmu tentang simbol-simbol, arsitektur khas, atau mungkin artefak dari Benua Arsyanendra, dapat memberikan petunjuk berharga bagi penelitian kami, perspektif yang mungkin tidak pernah kami pertimbangkan sebelumnya," imbuhnya penuh harap.
Kemudian, tawaran yang jelas dan menjanjikan itu, akhirnya menepis sisa keraguan dalam diri Akasa. Rasa penasaran yang membara untuk mencari tahu kebenarannya, serta potensi untuk mengungkap sejarah yang hilang akhirnya mengambil alih. "Ya sudah, Pak! Saya bersedia bantu," jawab Akasa dengan tekad yang bulat.
Maka, dengan dukungan penuh dari LP-ArGeN yang bergerak cepat mengurus segala keperluan, Akasa pun akhirnya berangkat ke Situs Gunung Padang bersama Pak Tikta dan tim peneliti.
Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan selama setengah hari dari Malren menuju ke Cianjur itu terasa dipenuhi harapan dan antisipasi akan misteri yang menanti.
[13:44] Situs Gunung Padang