Historia - The Lost Continent

Hazsef
Chapter #4

Suara Hati Penggemar

[11:45] Kelas Perkuliahan

Akasa mengikuti kelas perkuliahan dengan pikiran yang masih dipenuhi pertemuan paginya. Setelah kelas berakhir, bukannya langsung pergi, Akasa justru menghampiri dosennya, Pak Rozi, dan memulai percakapan.

"Permisi, Pak!" sapa Akasa sopan.

"Oh, Akasa? Iya, ada perlu apa? Apa ada materi yang kurang jelas?" jawab Pak Rozi sambil membereskan mejanya.

"Oh, nggak, Pak! Ini saya mau tanya soal yang lain," kata Akasa sedikit ragu seraya menggigit bibir bawahnya sebelum bertanya.

"Tanya apa, Nak?" ucap Pak Rozi menatap Akasa dengan penuh perhatian.

"Apa mungkin ... Bapak tahu siapa orang ini?" tanya Akasa sedikit gugup, lalu mengeluarkan sebuah kartu nama dari sakunya dan menyodorkannya pada Pak Rozi.

"Tikta Pradana ... arkeolog? Ini ... kamu dapat dari mana?" tanya Pak Rozi seraya mengerutkan keningnya usai mengambil kartu nama itu dan membacanya.

"Ah, gini ... tadi pagi ada bapak-bapak yang nyamperin saya, terus nawarin mau ngajak bincang-bincang," jawab Akasa menceritakan kronologinya dengan runtut, hingga sontak membuat Pak Rozi tampak terkejut.

"Hah? Seriusan kamu, Sa?!" tanya Pak Rozi tidak percaya.

"Iya, Pak! Ya kali saya bohong," jawab Akasa meyakinkan.

"Terus, kamu jawab bagaimana?" tanya Pak Rozi penasaran.

"Ya, lihat nanti lah, Pak! Nunggu kuliahnya selesai," jawab Akasa sambil mengangkat bahu.

"Oke ... terus nanti ketemunya mau di mana?" tanya Pak Rozi menegaskan.

"Katanya di Museum Budaya Kota Bain." Jawab Akasa sekenanya.

"Wuih ... eh, nanti Bapak boleh ikut ndak? Bapak antar deh kamu ke museum!" tawar Pak Rozi antusias.

"Ah, nggak usah repot-repot, Pak! Nanti katanya saya mau dijemput sama orangnya langsung," tolak Akasa halus.

"Dijemput?!" respons Pak Rozi semakin heran.

"Iya. Ngomong-ngomong, dari tadi Bapak kenapa sih? Kok heboh banget?" tanya Akasa bingung.

Lihat selengkapnya