Historia - The Lost Continent

Hazsef
Chapter #14

Pedang Pemecah Langit

Usai Vernon mengungkap jati dirinya sebagai seorang penyihir legendaris dan penempa terakhir, Akasa yang masih sedikit terkejut namun penasaran, kemudian coba menenangkan diri. Sementara Vernon masih asyik bergumam sendiri dengan wajah yang kesal berpadu sedikit penyesalan.

"Ehem! Jadi... ini buat saya?" celetuk Akasa, mencoba memecah keheningan yang canggung.

"Hah? Jangan ngimpi! Pedang itu ditempa khusus untuk Pangeran Candra. Tidakkah kau lihat bilahnya? Awalnya pedang itu sangatlah tajam. Bahkan sekali ayunan bisa membelah batu besar. Tapi pangeran ingusan itu malah menolak dan bersikeras untuk membuatnya tumpul," sindir Vernon dengan ketus.

"Benarkah? Bukankah itu bagus?" ucap Akasa sambil tersenyum cerah.

"Bagus dari mananya? Bagaimana bisa kau menebas musuh dengan pedang tumpul?" tanya Vernon sedikit retoris, sedang alisnya bertaut.

"Tapi, bukankah itu lebih baik?" jawab Akasa tidak mau kalah.

"Apa maksudmu lebih baik? Kau bahkan tak bisa melukai seekor lalat dengan pedang seperti itu!" ujar Vernon beralasan.

"Ya, memang tidak bisa. Tapi... tidakkah itu terdengar menarik?" ujar Akasa seraya tersenyum dan menatap lembut pedang di tangannya.

Vernon pun menghela napas, sedang alisnya mulai naik dengan raut wajah yang heran dan berkata, "hah? Menarik dari mananya? Apa yang kau-"

"Pedang untuk melindungi," sela Akasa pelan.

"Saya kira... itu akan menjadi pedang terbaik yang pernah ada." Imbuhnya, sambil tersenyum sayu memandangi pedang yang tentunya sudah tidak asing di telapak tangannya.

Mendengar penjelasan itu, Vernon pun kehabisan kata-kata. Ia terdiam, menatap Akasa dengan alis berkerut, seraya coba memahami logika di balik kata-kata pemuda itu.

Sebuah gagasan yang tidak pernah terlintas dalam benaknya, maupun ia dengar selama hidupnya, kini keluar dari seorang pemuda asing yang asal-usulnya tidak jelas. Kemudian, lanjut berkata, "sejujurnya... aku terkesan!" pujinya dengan tulus.

"Itu adalah pertama kalinya aku mendengar seseorang mengatakan hal seindah itu. Tapi...." Kata Vernon menghela napas sejenak.

Lihat selengkapnya