Historia - The Lost Continent

Hazsef
Chapter #20

Babak Penyisihan

Waktu perburuan yang sengit telah berlalu. Ketika bayangan mulai memanjang dan langit di atas Ardana merona jingga, bunyi terompet panjang dan nyaring bergema dari koloseum, diikuti letusan suar hijau terang yang melesat tinggi ke angkasa. Itu adalah isyarat mutlak, tanda bahwa waktu berburu telah habis.

Para petarung, baik yang sukses dengan buruan besar yang diseret maupun yang berjuang keras tanpa hasil, segera menghentikan aktivitas mereka. Dengan napas terengah-engah dan noda tanah dan darah di pakaian, mereka mulai kembali ke posko-posko penghitungan yang dipenuhi antrean panjang.

Kelelahan jelas terpancar di hampir sebagian besar wajah para petarung itu, namun sorot mata mereka masih menunjukkan semangat kompetisi yang membara, berharap poin mereka cukup untuk melangkah ke babak selanjutnya.

Meski begitu, tak ada perburuan yang sempurna. Bahkan bagi pemburu veteran pun, kemungkinan tidak selalu 100:0, namun 50:50, karena selalu ada saja kejutan tak terduga di alam liar.

Kemudian, terkait seleksi perburuan yang berlangsung sengit dan brutal itu, Ratu Zafia secara pribadi telah mengeluarkan pernyataan penting yang cukup mendalam di penghujung hari.

"Kuucapkan selamat bagi kalian yang berhasil menjawab tantangan kali ini!" suara Ratu Zafia yang jernih dan berwibawa memenuhi seluruh koloseum.

"Dan tak lupa… aku turut berbela sungkawa atas nasib belasan korban jiwa yang harus meregang nyawa ketika melakukan perburuan di hutan belantara," imbuhnya dengan nada yang berubah sedikit sendu.

Kemudian, sebuah keheningan singkat menyelimuti para petarung dan penonton, bayangan kesedihan melintas di wajah beberapa orang.

"Sekali lagi aku tegaskan, bahwa kematian ini, bukanlah sekadar insiden semata, melainkan renungan dan pembelajaran pahit bagi kita semua, yakni...." Lanjut Ratu Zafia, suaranya kini kembali tegas, penuh penekanan.

"Jangan biasakan dirimu dengan kesombongan, sebelum semesta akan menyadarkanmu dengan kenyataan yang lebih pahit," demikian pesan itu menggema dan mengena di hati semua orang.

"Kendati demikian, sebagai bentuk kepedulian dan penghormatan kami atas perjuangan kalian, maka Kerajaan Ardana akan tetap memberikan kompensasi kepada para kerabat korban," Ratu Zafia kembali dengan nada menghibur.

"Tapi sebelum itu, mari kita tundukkan kepala sejenak, untuk mengenang jasa rekan-rekan kita yang telah tiada, supaya mereka dapat menemukan kedamaian sejati di kehidupan selanjutnya," ajak Ratu Zafia sambil menatap sayu para pejuang yang gugur dalam perburuan kala itu.

"Mengheningkan cipta, mulai!" perintah Ratu Zafia. Seluruh koloseum terdiam, ribuan kepala menunduk dalam hening, menghormati para petarung yang tumbang.

Setelah beberapa saat, Ratu Zafia kembali berseru, suaranya penuh semangat. "Baiklah, sekarang angkat tinggi-tinggi kepala kalian! Busungkan dada dan bulatkan tekad kalian, bahwa besok, kalian akan menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ini!"

Sorak-sorai kembali terdengar dan semangat para petarung berangsur membaik. Sementara Ratu Zafia yang menyaksikan perubahan itu, langsung tersenyum lembut seraya berkata, "bagus! Kalau begitu, selamat malam!" pamitnya singkat, lalu segera berbalik dan berjalan menuju ke istana utama di puncak bukit.

Lihat selengkapnya