Historia - The Lost Continent

Hazsef
Chapter #25

Dominasi dan Trik

[Duel ke-3] Gavin vs Lowo

Begitu nama Gavin dan Lowo diumumkan, suasana di koloseum langsung berubah. Sorak-sorai penonton pecah, lebih heboh dari sebelumnya, mengantisipasi pertarungan udara yang langka.

Gavin, dengan tombak kokoh di tangannya, melangkah ke tengah arena. Aura tenang namun tajam terpancar darinya, seperti elang yang siap menukik. Di punggungnya, sepasang sayap elang berwarna keemasan mulai terbentang, memancarkan kilau di bawah matahari, menandakan kesiapannya untuk melesat ke langit.

Di sisi lain, Lowo muncul dengan langkah gontai, didukung oleh tongkat kayu yang tampak rapuh. Ia adalah pria paruh baya berumur 50 tahunan, mengenakan pakaian surjan dan blangkon, serta sarung serba hitam, memberikan kesan kuno dan misterius. Satu matanya hitam pekat, sementara yang lain putih kebiruan seperti katarak, menatap kosong namun penuh perhitungan. Ia tampak seperti kakek tua yang lemah, namun aura gelap yang samar menguar darinya sungguh menyesatkan.

"MULAI!" suara Ratu Zafia menggema, mengawali duel yang dinanti.

Tanpa basa-basi, Gavin langsung melompat tinggi, sayap emasnya mengepak kuat, membawanya melesat ke langit-langit koloseum. Tombaknya teracung, siap untuk serangan menukik. Lowo hanya tersenyum tipis, matanya yang buram memindai langit. Ia mengangkat tongkat kayunya ke atas, menggerakkan bibirnya melafalkan mantra kuno.

Dalam sekejap, tubuh Lowo mulai buyar menjadi ribuan partikel hitam. Ribuan kelelawar malam yang gesit muncul dari partikel-partikel itu, menyebar ke segala arah dengan kecepatan luar biasa, memenuhi langit arena. Setiap kelelawar tampak memancarkan aura kegelapan yang pekat, siap menghancurkan apa pun yang mereka sentuh.

Lowo menggerakkan tongkatnya, memberi isyarat kepada kawanan kelelawar. Dengan raungan yang menyeramkan, ribuan kelelawar yang diperkuat sihir hitam itu menyerbu Gavin dengan kecepatan tinggi. Gavin menyipitkan matanya, melihat terjangan kegelapan itu mendekat. Dengan cepat, ia menutup dan memutar tubuhnya, merapatkan tombaknya ke dada, lalu seketika melebarkan sayap emasnya.

SHUUUUMMM!

Sayap emas Gavin mengembang lebar, memancarkan energi keemasan yang menyilaukan. Ia menerobos terjangan ribuan kelelawar itu seperti meteor yang membelah awan gelap. Beberapa kelelawar menghantam sayapnya, buyar menjadi asap hitam, namun Gavin terus melaju, momentumnya tak terbendung.

Pertarungan sengit terjadi di udara. Gavin dengan lincah menghindari serangan kelelawar yang tak henti-hentinya, sementara Lowo, yang tersembunyi di antara kawanannya, terus mengendalikan dan memperkuat mereka. Keduanya bermanuver dengan kecepatan tinggi, langit-langit koloseum menjadi medan pertempuran yang kacau dan mendebarkan.

Setelah pertukaran serangan yang intens, keduanya tampak kelelahan. Gavin dan ribuan kelelawar Lowo sama-sama kehilangan momentum, dan akibat manuver cepat yang terakhir, keduanya kehilangan keseimbangan dan jatuh kembali ke arena dengan berguling-guling akibat momentum percepatan manuver mereka ketika terbang di udara.

BRUK! BRUK!

Gavin mendarat dengan sedikit terhuyung di tepi arena, tombaknya masih erat di tangannya, menopang tubuhnya. Lowo, yang kembali ke wujud manusianya saat jatuh, terbaring lemas beberapa meter darinya. Gavin mengambil napas dalam-dalam, sedikit lengah setelah pertarungan udara yang melelahkan.

Saat itulah, Lowo, dengan gerakan cepat yang tak terduga untuk usianya, menyadari kelengahan Gavin. Dengan sigap, ia melancarkan serangan gelombang sonar berfrekuensi tinggi yang mampu mengganggu pendengaran dan memunculkan efek dengung dan pusing di kepala lawannya.

Lihat selengkapnya