Historia - The Lost Continent

Hazsef
Chapter #26

Di Atas Angin

[Duel ke-5] Rara vs Doyok

Setelah sorak-sorai dari kemenangan Gavin mereda, suasana koloseum kembali dipenuhi antusiasme saat nama Rara dan Doyok diumumkan untuk duel selanjutnya.

Rara, dengan aura misterius seorang penyihir gelap, melangkah santai ke tengah arena, seperti orang pada umumnya. Di tangannya, sebuah tongkat hitam setinggi pinggang terlihat menyatu dengan gerakannya. Matanya yang tajam memindai arena.

Di sisi lain, Doyok masuk dengan langkah tegap, memegang tongkat kayu gurun yang kokoh. Tubuhnya yang kekar memancarkan kekuatan, dengan kaki-kaki kuat yang siap menendang, melompat tinggi, atau melesat jauh. Ia tampak seperti benteng gurun yang hidup, siap menghancurkan apapun yang menghalangi jalannya.

"MULAI!" suara Ratu Zafia menggema, mengawali pertarungan.

Rara tidak membuang waktu. Begitu aba-aba, ia mulai bergerak cepat mengelilingi tepi arena, meluncur mulus seperti bermain ski di atas jejak serbuk hitam seperti bayangan yang muncul dan lenyap di bawah pijakannya.

Doyok menggeram, kakinya mengentak tanah, dan dengan kekuatan luar biasa, ia mulai menciptakan kabut pasir tebal yang dengan cepat menyelimuti seluruh arena. Visibilitas menurun drastis.

Doyok tersenyum licik dalam kabutnya. Ini adalah medan tempurnya. Ia tahu Rara mengandalkan ilusi, dan kabut ini akan jadi penghalang sempurna. Namun, di tengah kabut itu, Rara mulai melepaskan ilusi indrawinya.

Doyok merasakan pendengarannya mulai terganggu. Suara-suara langkah kaki Rara muncul dari berbagai arah, kadang di dekatnya, kadang jauh, bahkan ada yang terdengar di belakangnya. Pandangannya pun mulai sedikit buyar, melihat bayangan Rara melintas di mana-mana.

"Di mana kau, penyihir kecil?!" Doyok berteriak, mengayunkan tongkat kayunya secara membabi buta ke arah suara yang menyesatkan.

Rara terus meluncur seperti bermain ski di tepi arena, memanfaatkan kabut pasir Doyok yang justru membantunya menyembunyikan persiapan jebakannya. Setiap gerakannya di atas serbuk hitam meninggalkan jejak samar yang licin.

Doyok, yang merasa gerakannya terhambat oleh kabut dan bingung oleh ilusi pendengaran, memutuskan untuk menyerang. Ia memusatkan seluruh kekuatannya pada kaki-kakinya. "AKAN KUAKHIRI INI!" raungnya.

Dengan lompatan tinggi dan dorongan kuat, Doyok melesat menembus kabut pasir dengan kecepatan tinggi, meluncur lurus ke arah lokasi terakhir Rara yang ia dengar. Di hadapannya, samar terlihat siluet Rara yang berdiri diam di tepi arena. Doyok yakin itu Rara yang asli. Dengan seluruh kekuatan tubuhnya, ia mengayunkan tendangan keras ke depan, bertujuan menghantam Rara dan melemparkannya keluar arena.

"DHUUM!!"

Tendangan Doyok menghantam target, namun tidak ada tubuh yang terlempar. Siluet Rara yang ia tendang tiba-tiba buyar menjadi kepulan asap hitam pekat, seperti bayangan yang lenyap dihempas angin.

Lihat selengkapnya