Historia - The Lost Continent

Hazsef
Chapter #31

Harga Diri

[Duel ke-15] Tanvir vs Landri

Nama Tanvir diumumkan. Pria paruh baya dengan rambut panjang sebahu, jubah hijau gelap itu melangkah anggun ke arena. Ia menggenggam pedang pendek melengkung dengan ujung seperti paruh kura-kura di tangan kanan dan perisai bermotif tempurung kura-kura yang kokoh di tangan kiri. Tatapannya tenang, sebuah benteng pertahanan berjalan.

Kemudian, Landri memasuki arena. Manusia berkepala landak itu memiliki punggung yang dipenuhi rambut tebal dan keras, sementara bagian depannya (dada hingga perut) lebih lunak, membuatnya sering membungkuk dan menjaga kuda-kuda seperti petinju untuk melindungi area vitalnya. Di tangannya, ia memegang cambuk, siap menarik atau menyerang musuh.

"MULAI!" suara Ratu Zafia menggema di udara, mengawali pertempuran ketahanan dan serangan licik.

Landri tak membuang waktu. Dengan cepat ia mengayunkan cambuknya, mencoba menjerat kaki Tanvir. Tanvir dengan sigap mengangkat perisainya, memblokir serangan cambuk. Lalu, Landri segera mengeraskan bulu/rambut di punggungnya dan menembakkan rentetan duri tajam ke arah Tanvir.

Zing! Zing! Zing!

Duri-duri itu menghantam perisai tempurung kura-kura Tanvir dengan bunyi tek tek tek, namun tak satu pun mampu menembusnya. Tanvir kokoh tak tergoyahkan, seolah perisainya adalah tembok yang tak bisa ditembus. Ia kemudian melangkah maju perlahan, pedang pendeknya siap menyambar.

Landri, menyadari pertahanan Tanvir, mulai menggunakan cambuknya dengan lebih agresif. Ia mencoba menarik pedang atau perisai Tanvir, atau mengikat kaki Tanvir untuk membatasi gerakannya. Beberapa kali, cambuknya berhasil melilit lengan atau kaki Tanvir, namun Tanvir dengan cepat melepaskan diri dengan gerakan kecil namun kuat, tak kehilangan keseimbangan sedikit pun.

Tanvir tetap pada strateginya, bergerak maju secara bertahap, perisainya selalu siaga. Ia menunggu celah. Landri terus menembakkan duri dan mengayunkan cambuknya, berusaha menguras kesabaran dan energi Tanvir. Pertahanan Tanvir memang luar biasa, namun ia belum menemukan peluang untuk melancarkan serangan balasan yang efektif.

Setelah beberapa saat, Landri semakin frustrasi. Ia mencoba mendekat, berusaha menggunakan duri di punggungnya untuk serangan jarak dekat, sekaligus melindungi perutnya yang lunak. Itu adalah kesalahan fatal.

Tepat saat Landri membungkuk dan menerjang maju, Tanvir melihat celah yang ia nantikan. Dengan gerakan yang tiba-tiba, Tanvir tidak menghindar. Ia justru menghentakkan kakinya, membuat tubuhnya sangat kokoh, lalu membenturkan perisai tempurung kura-kuranya ke depan dengan kekuatan penuh, menghantam Landri yang sedang mendekat.

DUGH!

Landri terhuyung mundur, namun benturan itu belum cukup mengalahkannya. Tanvir tidak berhenti di situ. Dengan pedang pendek melengkungnya, ia melancarkan serangan balik cepat. Ujung pedang yang keras seperti paruh kura-kura itu menusuk dengan presisi, tepat mengenai dada Landri yang lunak.

TUK!

Lihat selengkapnya