[Duel ke-19] Arach vs Koltera
Nama Arach diumumkan. Seorang tentara bayaran berpenampilan sedikit gothic, melangkah ke arena dengan pakaian kulit serba hitam dan rambut hitam sebahu yang dikuncir agak naik ke belakang. Aura misterius terpancar darinya.
Kemudian, Koltera memasuki arena. Seorang petarung dari gurun, mengenakan set armor dari kumbang tanduk hitam yang tampak kokoh. Di tangannya, ia memegang dua pedang unik dengan bilah tajam pada sisi dalam, dan tumpul/tebal pada sisi lainnya.
"MULAI!" suara Ratu Zafia menggelegar, mengawali pertarungan strategi dan pertahanan.
Arach segera bergerak lincah, namun gerakannya tampak agak gelisah. Ia mulai melemparkan beberapa kunai dan pisau ke arah Koltera. Lemparan itu terlihat tergesa-gesa dan kurang terarah, beberapa bahkan meleset jauh dari target atau hanya mengenai bagian tengah armor kokoh Koltera dan memantul percuma.
Namun, di tengah kekacauan lemparan itu, Arach secara tak terlihat melancarkan sihir, mengarahkan kunai lain yang diam-diam diperkuat sihir ke arah proyektilnya yang memantul. Seketika, kunai-kunai dan pisau yang semula terpental itu berubah arah secara drastis, menukik tajam dan menancap kuat di lantai arena.
Koltera, merasa di atas angin, tertawa meremehkan. "Itu saja kemampuanmu, penari bayangan?" ejeknya, sambil terus maju, mengayunkan pedang uniknya untuk mencapit udara. Ia berpikir ini akan jadi kemenangan mudah.
Koltera, dengan armornya yang berat namun gerakan yang mantap, maju perlahan, mencoba mempersempit jarak. Ia mengayunkan kedua pedangnya dengan tebasan lebar, mencoba menjepit Arach. Namun, Arach dengan kelincahannya berhasil menghindari serangan-serangan tersebut, melompat dan berguling di antara tebasan pedang Koltera. Sambil menghindari, Arach terus bergerak, mencari celah dalam pertahanan Koltera.
Setelah beberapa kali nyaris terkena serangan mencapit Koltera, Arach akhirnya menemukan celah kecil di antara sambungan armor pada bagian samping tubuh Koltera. Dengan gerakan cepat dan tak terduga, saat Koltera kembali mengayunkan pedangnya, Arach meluncur ke samping, menghindari tebasan, dan melakukan serangan balik cepat dengan pisaunya.
"Srak!" Pisau beracun Arach menggores sisi tubuh Koltera, tepat di bawah ketiaknya, mengenai bagian tubuh yang tidak terlindungi armor. Koltera tersentak kaget dan merasakan perih yang membakar.
Namun, kejutan sebenarnya baru dimulai. Pada saat yang sama, benang-benang tipis yang diam-diam telah Arach lilitkan pada semua kunai dan pisau yang tersebar di arena—baik yang semula memantul dan kemudian diarahkan ulang, maupun yang menancap dari awal—tiba-tiba menegang dan mengikat erat. Benang-benang itu, yang telah diperkuat sihir kamuflase dan kini terhubung ke setiap proyektil yang berfungsi sebagai pasak, membuat Koltera seketika terjerat dalam jaring laba-laba tak terlihat yang mematikan.
BRUK!