[Duel ke-21] Kibas vs Bagar
Sorotan lampu sihir di langit koloseum, kini diselimuti cahaya senja, masih menyala terang. Gemuruh penonton tak pernah pudar, terus menanti pertunjukan yang tersaji.
Nama Kibas diumumkan. Manusia setengah domba itu melangkah ke arena dengan tubuh kekar layaknya binaragawan, namun posturnya lebih kecil dan kurus. Gerakannya tampak lincah dan gesit.
Kemudian, Bagar memasuki arena. Manusia setengah sapi ini berjalan dengan langkah berat, menunjukkan tubuh raksasa yang jauh lebih besar dan kekar, seperti pegulat kelas berat yang siap menerjang.
"MULAI!" suara Ratu Zafia menggelegar, mengawali pertarungan kekuatan murni.
Bagar langsung menerjang maju, mengandalkan berat tubuhnya yang masif dan mencoba menjatuhkan Kibas dengan teknik gulat brutal. Tanduknya yang tebal siap menyambut. Namun, Kibas dengan cerdik menghindari setiap serangan Bagar dengan kelincahan superiornya, meliuk dan melompat menjauh dari jangkauan Bagar yang lebih lambat.
Kibas tidak hanya menghindar. Ia memanfaatkan setiap celah. Dengan gerakan cepat, ia melancarkan tendangan-tendangan keras ke sisi tubuh Bagar, sesekali ia juga menanduk perut atau paha Bagar dengan tanduknya yang runcing. Serangan-serangan Kibas memang tidak langsung menjatuhkan Bagar yang memiliki ketahanan luar biasa, namun setiap pukulan dan tandukan itu mengikis energi Bagar secara perlahan.
Pertarungan berubah menjadi tarian antara kelincahan dan kekuatan. Kibas terus bergerak, menyerang dan menghindar, sementara Bagar terus mengejar, berusaha menjepit Kibas dalam pelukan gulatnya atau menanduknya dengan tanduknya yang mematikan. Waktu terus berjalan, dan Bagar, dengan bobot tubuhnya yang besar, mulai terlihat keletihan. Napasnya memburu, gerakannya sedikit melambat.
Kibas menyadari perubahan ini. Inilah saatnya.
Dengan akselerasi tiba-tiba, Kibas langsung berlari cepat ke arah Bagar yang mulai sempoyongan. Ia melompat, dan dengan momentum penuh, menanduk tubuh Bagar tepat di dada, menyebabkan Bagar terhuyung dan berguling satu putaran ke belakang sebelum akhirnya berhasil menjejakkan kakinya kembali ke tanah. Meskipun sempoyongan, Bagar masih sanggup berdiri.
Namun, Kibas tidak memberi jeda. Ia segera kembali berlari cepat, kecepatannya seperti angin. Kali ini, ia tidak hanya menanduk. Saat tubuhnya menghantam Bagar, Kibas juga menepis kedua tangan Bagar dengan sigap, secara efektif membuat keseimbangan Bagar nol dan menghancurkan titik tumpunya. Dengan kekuatan gabungan dari tandukan dan dorongan, Bagar kehilangan pijakannya.
BRAAAAK!
Tubuh raksasa Bagar terhempas ke belakang dengan kekuatan penuh, meluncur melewati batas arena, dan tercebur ke dalam kolam pembatas yang dalam dengan suara hantaman air yang dahsyat.
Bunyi terompet kemenangan membahana di seluruh koloseum, disambut sorak-sorai liar penonton yang takjub akan kombinasi kelincahan dan kekuatan Kibas.
"Pemenangnya adalah... Kibas!" suara Ratu Zafia menggelegar.