Historia - The Lost Continent

Hazsef
Chapter #38

Gelora Dua Alam

[Duel ke-6] Karadi vs Suro

Gemuruh koloseum masih menggema, namun kini atmosfernya dipenuhi antisipasi yang berbeda. Para penonton mencondongkan tubuh ke depan, tak sabar menyaksikan duel yang menjanjikan pertunjukan kekuatan dan adaptasi yang belum pernah ada. Di tengah arena, dua predator tangguh berdiri berhadapan.

Di satu sisi, melangkah tegap Karadi, sang pemburu dari hutan pedalaman tenggara. Mantel kulit beruangnya yang menutupi kepala menambah kesan intimidasi, sementara tombak dari tulang hewan di tangan kanannya tampak siap menancap.

Di sisi lain, Suro, petarung dari perairan utara, memasuki arena dengan aura keganasan yang tak kalah, pedang pendek dari tulang terhunus di genggamannya.

Saat keduanya berhadapan, Ratu Zafia mengangkat tongkat kerajaannya tinggi-tinggi. Suaranya menggelegar, memenuhi setiap sudut koloseum, membuat para penonton terdiam dalam antisipasi.

"Perhatian! Untuk duel kali ini, karena kedua petarung berspesialisasi di dua lingkungan yang berbeda, maka untuk membuatnya lebih menarik, kami sepakat untuk menambahkan kondisi khusus!"

Seketika, Ratu Urvilla, Penguasa Kerajaan Oshin, yang duduk di samping Ratu Zafia, mengulurkan tangannya. Dari kolam pembatas arena, air mulai naik, bukan hanya memancar, melainkan membentuk diri dengan sendirinya. Air itu melengkung, memintal, hingga membentuk semacam terowongan raksasa berbentuk lingkaran yang sempurna.

Terowongan itu mengambang sekitar dua meter di atas arena, melingkar mengelilingi tepiannya, namun dengan empat celah jelas yang seukuran bentangan tangan orang dewasa pada setiap mata angin. Airnya jernih, membiarkan cahaya menembus, menciptakan pantulan cahaya yang menari-nari di seisi koloseum, menambah keajaiban pemandangan.

Setelah formasi terowongan air selesai, Ratu Zafia kembali melanjutkan pengumumannya. "Seperti yang bisa kalian lihat, ada cincin air melingkar dengan empat celah di tepi arena. Ini dimaksudkan agar masing-masing petarung dapat memaksimalkan potensi sejatinya dengan lebih adil!"

Ratu Zafia menyapu pandangannya ke seluruh arena, tatapannya berhenti pada kedua petarung di tengah. "Apakah ada dari kalian yang keberatan?" tanya beliau.

"Tidak, Tuan Ratu!" Suro dan Karadi menjawab serempak, suara mereka mantap dan penuh semangat.

Suro tampak semringah, matanya berbinar melihat terowongan air itu, medan tempur alaminya kini terbuka. Sementara itu, Karadi menyeringai lebar, tak kalah bersemangat, tidak sabar ingin menunjukkan potensi masing-masing dan menguji kekuatan lawan di medan yang tak biasa ini.

Lihat selengkapnya