Historia - The Lost Continent

Hazsef
Chapter #61

Misteri Danau Hitam Part II

[6:34] Tepian Danau Mauna

Suatu pagi yang berkabut, seorang pemburu bernama Rega, menemukan jejak kaki aneh di tepi danau, bukan jejak binatang buas yang ia kenal. Jejak itu bercakar tiga, terlalu besar dan terlalu dalam untuk ukuran beruang atau harimau.

Sontak, bulu kuduknya merinding. Keringat dingin mulai membasahi pipinya. Bisikan ketakutan dan ancaman yang kuat, seketika menjalar di sekujur tubuhnya, memaksa Rega untuk berlari sekencang-kencangnya dan kembali ke desa dengan wajah pucat pasi.

"Aku melihatnya! Jejak ... jejak bercakar tiga di tepi danau. Besar sekali!" serunya kepada Tetua Rimba.

"Cakar tiga? Binatang apa yang memiliki cakar seperti itu?" tanya Tetua Rimba itu keheranan seraya mengerutkan dahi.

"E-entahlah! S-saya tidak tahu! Saya takut!" jawab Rega ketakutan.

"Tenanglah! Biar kami yang menyelidiki masalah ini! Sekarang pulanglah! Tenangkan dirimu!" kata Tetua Rimba sambil menepuk-nepuk pundak Rega Sang Pemburu yang sedang menggigil ketakutan, berusaha menenangkannya.

"B-baik, Pak! T-terima kasih! Kalau begitu ... saya pamit!" ucap Rega sedikit merasa lega, lalu mulai berbalik pergi meninggalkan kediaman Tetua Rimba.

"Ya, hati-hati di jalan." Balas Tetua Rimba singkat sambil menatap punggung seorang pemburu yang sebelumnya berlarian tunggang langgang ketakutan, seolah melarikan diri dari kematian.

Selang beberapa hari kemudian, kengerian semakin nyata ketika datang laporan dari seorang ibu-ibu penggembala bernama Dira, mengaku kehilangan beberapa ekor kambingnya di dekat danau. Bukan karena serangan serigala, melainkan bekas gigitan yang mengerikan, menyisakan bekas daging hewan ternak terkoyak dengan cara yang tak lazim.

"Bukan serigala, Tuan! Dagingnya ... terkoyak dengan cara yang mengerikan. Seperti dicabik-cabik, bukan digigit!" lapornya dengan suara tercekat. Tampak jelas ketakutan terpancar dari wajahnya yang dipenuhi oleh banyak keringat, hampir mirip seperti kondisi Rega.

"Baiklah, Ibu tenangkan diri dulu! Biar kami yang mengurus masalah ini," ucap Tetua Rimba berusaha menenangkan.

Lalu, penampakan pertama yang tak terbantahkan, datang dari seorang petani tua yang bernama Aseng. Ia mengaku melihat sesosok makhluk mengerikan dan baru saja muncul dari pusaran yang kini mulai menghitam pekat.

Makhluk itu memiliki sayap seperti kelelawar dengan mata merah menyala, yang melihatnya tajam dengan tatapan haus darah, sebelum akhirnya kembali menghilang ke dalam kegelapan danau.

Aseng Sang Petani, berlari tergopoh-gopoh dengan sekuat tenaga ke desa saat senja, lalu menceritakan apa yang dilihatnya dengan ketakutan yang masih membekas di matanya.

Lihat selengkapnya