[12:32 WIB] Base camp Rohan
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, Raffy dan teman-temannya, akhirnya sampai di base camp pendakian Gunung Vamana via Rohan. Mereka pun segera melakukan pendaftaran dan pengecekan di Pos Registrasi, lalu mengikuti sesi briefing atau arahan singkat yang wajib dihadiri oleh setiap pendaki yang hendak melakukan ekspedisi ke Gunung Vamana.
“Jalur pendakian dimulai dari Base camp Rohan menuju ke Pos Arsa. Kemudian berlanjut ke Pos Mata Air 1, Pos Bayangan, Bukit Varuna, Puncak Vamana, Pos Kedara, Pos Mata Air 2, Hutan Lumut dan Danau Taman Hidup. Danau ini adalah spot terakhir sebelum kalian mencapai Base camp Sarkara.” Tutur seorang bapak-bapak yang jadi salah seorang petugas di Base camp Rohan, namanya Pak Wandra, sedang menjelaskan alur pendakian kepada para pendaki.
“Jika diestimasi, maka perjalanan dari Base camp Rohan ke Pos Arsa akan memakan waktu sekitar 2 jam. Kemudian butuh sekitar 3 jam untuk menuju ke Pos Mata Air 1, lalu 4 jam ke Pos Bayangan, 5 jam menuju Bukit Varuna dan 4 jam lagi sebelum akhirnya mencapai Puncak Vamana.” Lanjut Pak Wandra yang kini menjabarkan estimasi waktu perjalanan dari Base camp Rohan hingga menuju ke Puncak Vamana.
“Nah, dari sini, kalian punya 2 opsi, yakni turun kembali melalui jalur menuju ke Base camp Rohan, atau melintas dan lanjut ke Pos Kedara, sekitar 3-4 jam perjalanan. Padang rumput savana di sana cukup luas. Kalian bisa mendirikan tenda di sana. Jangan takut kehabisan air, karena ada spot mata air yang tidak jauh di sana, sekitar 10 menit jalan kaki. Silakan pulihkan tenaga kalian di area situ, karena jalur selanjutnya akan cukup panjang!” ucap Pak Wandra memberikan saran yang bermanfaat untuk para pendaki.
“Setelah Pos Kedara, kalian akan melintasi jalur hutan lumut yang cukup panjang dan luas. Jika kalian naik, maka akan memakan estimasi selama kurang lebih 7-8 jam. Namun jika turun, maka akan jadi sekitar 4-5 jam. Setelahnya, kalian akan menemui area Danau Taman Hidup setelah menempuh sekitar 5-6 jam perjalanan. Sesuai namanya, di sana kalian akan menemukan danau yang sangat indah! Kalian bisa bersantai ria di sana, atau langsung turun ke Base camp Sarkara, sekitar 3-4 jam perjalanan.” Imbuh Pak Wandra menambahkan gambaran jalur yang bisa ditempuh oleh para pendaki, sesuai dengan apa yang telah mereka sepakati bersama masing-masing kelompoknya.
“Namun, perlu diingat! Untuk seluruh teman-teman yang melakukan pendakian di Gunung Vamana, ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan. Yang pertama adalah kesehatan. Tolong diukur kemampuan masing-masing dalam melakukan aktivitas fisik. Apabila kondisinya kurang memadai, dimohon kesediaannya untuk segera mengundurkan diri. Tidak perlu gengsi. Mending menanggung malu, ketimbang celaka seperti orang-orang yang terdahulu.” Tegas Pak Wandra memberikan peringatan dan himbauan kepada para pendaki untuk lebih mawas diri akan kesehatannya masing-masing.
“Kemudian yang kedua, adalah ilmu pengetahuan alam. Bagaimana persiapan kita untuk bertahan hidup, bagaimana cara kita jika tersesat, maka dari itu, perlu pembekalan ilmu untuk membaca kompas, pengetahuan akan vegetasi alam sekitar, dimana saja titik-titik keberadaan mata air dan jalur yang dilewati oleh binatang buas, sehingga diharapkan mampu meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.” Lanjut Pak Wandra memberikan wejangannya kepada para pendaki, kali ini membahas tentang ilmu survival.
“Selanjutnya, yang ketiga adalah kelengkapan alat dan logistik. Tolong diperhatikan kelengkapan alat-alat dan gear, seperti jas hujan, pakaian ganti, sepatu yang layak, alat masak, dll. Lalu ada juga kelengkapan logistik seperti makanan, minuman dan juga P3K. Ingat! Aturlah sesuai kebutuhan! Kalau perlu, bawa persediaan lebih dari yang diperkirakan. Jangan kurang! Karena kita tidak pernah tau, apakah alam akan selalu bersahabat atau tidak.” Ucap Pak Wandra memberikan tips terkait perencanaan pendakian.
“Lalu terakhir, ini yang paling penting ya ... tolong jaga etika! Jangan merusak atau mengotori gunung! Jangan ambil apapun kecuali foto! Jangan tinggalkan apapun kecuali jejak! Tetap fokus, dan selalu utamakan keselamatan! Sudah jelas semuanya?” demikian Pak Wandra mengakhiri sesi briefing-nya, lalu hendak memastikan apakah informasi dan tips yang ia berikan, sudah dimengerti oleh para pendaki atau belum.
“Jelas, Pak!” jawab para pendaki dengan kompak.
“Ada yang ingin bertanya?” tanya Pak Wandra dengan ramah.
“Saya Pak!” ucap Dafina yang tiba-tiba mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi. Tampaknya, ada suatu hal yang mengusik rasa penasarannya.
“Kalau boleh tahu ... kira-kira ada asal-usulnya nggak, Pak, kenapa disebut Gunung Vamana?” tanya Dafina antusias.