[12:25 WIB] Base camp Rohan
Sudah setengah sehari berlalu sejak Akasa menghilang. Pencarian mandiri telah dilakukan oleh teman-temannya, namun hasilnya tetap nihil. Khawatir terjadi hal yang lebih buruk, Chafik pun bergegas turun ke Base Camp Rohan untuk mencari pertolongan.
Untungnya, Pak Wandra—salah satu ranger senior yang sebelumnya memberi arahan sebelum mereka memulai pendakian—belum beranjak dari area base camp. Ia masih duduk santai sambil menikmati segelas kopi hitam dan aneka gorengan seperti bakwan jagung, tempe mendoan, dan lainnya. Tak lama kemudian ....
“P-p-pak! P-pak Wandra!” sapa Chafik kegirangan ketika melihat sosok Pak Wandra di salah satu warung dekat pos registrasi pendaki. Ia berlari dari kejauhan.
“Loh, ada apa, Mas?” tanya Pak Wandra heran.
“I-i-itu, Pak! A-anu … t-t-teman s-saya … lagi ….” jawab Chafik terbata-bata. Meski bukan karena gugup, melainkan karena ia memang gagap. Kemudian, Pak Wandra pun mencoba menenangkan Chafik.
“Sini, Mas. Duduk dulu. Nanti kalau sudah tenang, baru cerita,” katanya, mempersilakan Chafik duduk dan menuangkan segelas kopi hitam yang masih hangat. Chafik pun menerima dan meminum kopinya sedikit demi sedikit, hingga habis tinggal ampasnya.
“Sudah tenang?” tanya Pak Wandra, memastikan. Sementara Chafik hanya mengangguk, sambil menarik napas panjang.
“Sekarang saya tanya ... ada perlu apa sampeyan datang menemui saya? Mukanya juga panik gitu,” tanya Pak Wandra santai.
“A-anu … t-tolong kami, Pak!” jawab Chafik, akhirnya mulai lancar bicara.
“Kami?” tanya Pak Wandra heran, badannya agak dicondongkan, coba menyimak dengan lebih cermat.
“I-iya, Pak. I-itu … t-temen s-saya, Pak ….” Kata Chafik yang masih berbicara sepatah dua patah kata sambil gagap, namun untungnya poin pentingnya masih mampu untuk disampaikan.
“Temennya kenapa?” tegas Pak Wandra.
“H-hi-hilang, Pak!” jawab Chafik mantap, meski masih gagap.
“Hah? Hilang? Kok bisa hilang? Emang rombongan sampeyan ada di mana, Mas?” tanya Pak Wandra heran.
“I-itu, Pak! D-di Pos Mata Air 1!” terang Chafik. Mendengar itu, Pak Wandra langsung berdiri.
“Kalau begitu, Mas-nya bikin laporan dulu di pos registrasi. Begitu selesai, kita langsung berangkat ke Pos Mata Air 1. Saya panggil teman-teman dulu. Jelas?” usul Pak Wandra, mengambil keputusan cepat.
“J-j-jelas, Pak!” Chafik mengangguk paham.
“Ya sudah, mari bergegas!” perintah Pak Wandra.
Setelah itu, Chafik menuju pos registrasi untuk membuat laporan kehilangan, sementara Pak Wandra memanggil rekan-rekannya dan mengadakan pertemuan singkat. Total ada sebelas orang yang hadir. Mereka segera membentuk tim pencarian yang dibagi menjadi tiga kelompok.
Mengecualikan Pak Wandra, masing-masing tim terdiri dari lima orang. Satu rekan lainnya—Pak Kumar—akan ikut bersama Pak Wandra. Keduanya sudah belasan tahun terlibat dalam berbagai misi penjelajahan dan penyelamatan di Hutan Rohan. Ya, mereka adalah para ranger berpengalaman.
[14:00 WIB] Pos Mata Air 1