Historia - The Misty Kingdom

Hazsef
Chapter #11

Hilang

Usai insiden duel mematikan dengan geng Enzi, Akasa duduk diam di sisi anak tangga dari batu andesit keabu-abuan, menanti nasib seperti apa yang akan menantinya setelah ini. Namun, ketika pikirannya diselimuti keraguan, tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara gemerincing lonceng dan hentakan berirama seperti tapal kaki kuda.

Ketika Akasa menoleh ke arah jalan tanah yang diapit pepohonan rimbun dan gelap, perlahan muncullah sebuah kereta kencana yang ditarik oleh dua ekor kuda putih berukuran besar. Kereta itu melaju pelan, mendekat dari kejauhan, memperlihatkan siluet samar di sela kabut.

Saat kereta itu berhenti tepat di hadapan Akasa, terdengar suara lirih dari arah belakang, disusul kemunculan sosok wanita cantik berkebaya hijau yang berjalan anggun melewati Akasa yang masih duduk melamun di sisi anak tangga. Ternyata, itu adalah Sang Putri.

“Ampun mlamun!”

(“Jangan melamun!”)

Tegur Sang Putri, menyadarkan Akasa agar tak larut dalam pikirannya sendiri. Seketika, sorot matanya yang sebelumnya kosong mulai bergerak, mengikuti langkah Sang Putri yang berjalan anggun mendekati kereta kencana.

Ketika Sang Putri makin dekat, salah satu pintu kereta tiba-tiba terbuka dengan sendirinya, seolah menyambut kedatangannya.

“Sampun kalanipun nentukaken nasibmu.”

(“Sudah saatnya menentukan nasibmu.”)

Ucap Sang Putri lembut, lalu masuk ke dalam kereta dan duduk dengan anggun sebelum kembali melirik Akasa.

“Mangga, lebeta!”

(“Ayo, masuklah!”)

Sambutnya, sambil menjulurkan tangan ke tempat duduk kosong di hadapannya. Namun, suara itu bergema di kepala Akasa, hingga membuatnya bingung. Batas antara realitas dan ilusi kini kian ambigu.

“Lebeta ....” 

(“Masuklah ....”) 

Ulang Sang Putri, suaranya masih bergema di benak pemuda yang kebingungan itu.

“LEBET!” 

(“MASUK!”) 

Tegasnya, matanya melotot tajam. Sontak, Akasa terkejut. Ia yang tadinya berada di sisi anak tangga, kini tiba-tiba sudah berada di dalam kereta kencana, duduk tepat di hadapan Sang Putri.

“Sae!” 

(“Bagus!”) 

Gumam Sang Putri sambil tersenyum samar. Sementara Akasa makin bingung atas kejadian tak masuk akal yang baru saja dialaminya. Ia baru saja mengalami apa yang orang sebut sebagai teleportasi.

Setelah itu, pintu kereta tertutup dengan sendirinya. Suara memekik dari kedua kuda putih besar menggema, menapakkan kaki mereka sebelum menarik kereta kencana tersebut.

Namun karena ini dunia yang berbeda, tentu saja ada hal-hal tak biasa. Kereta kencana yang biasanya bakal berguncang saat melewati jalanan tak rata, kini justru melaju sangat mulus.

Lihat selengkapnya