[7:15] Penjara Benteng sisi Timur Kerajaan Orion
Beralih ke sisi yang lain, tepatnya di sel penjara bawah tanah pada benteng sisi timur dari Kerajaan Orion, satu per satu dari rombongan Raffy dan teman-temannya, perlahan mulai terbangun dari tidurnya, atau lebih tepatnya ... terbangun setelah pingsan semalaman. Mereka pun mulai menanyakan keadaan masing-masing usai didatangi oleh Ratu Lusila dan para pengikutnya kemarin malam.
“Eh, Nak! Kalian gak papa?” tanya Pak Wandra yang membuka pembicaraan.
“I-iya, Pak, kami gak papa.” Balas Gita dengan nada seperti orang yang setengah ketakutan dan setengah linglung.
“Yang kemarin itu apaan ya, Pak?” tanya Ezra penasaran.
“I-iya, Pak! B-b-baru s-sekali ini loh, s-saya liat yang b-begituan!” imbuh Chafik menambahkan. Tampak jelas ketakutan masih menjalari pikiran pemuda dan pemudi itu. Menanggapi hal ini, Pak Wandra pun langsung mengambil alih percakapan guna menetralkan suasana.
“Jujur, Nak! Bapak juga nggak tahu. Ini pertama kalinya Bapak ngalamin kejadian kayak gini. Tapi jangan panik, entah bagaimana caranya, kita pasti bisa keluar dari sini!” ujar Pak Wandra dengan perasaan yang campur aduk, namun tetap berusaha untuk tetap tenang dan mengontrol keadaan.
Sementara Pak Kumar, sedang berusaha membangunkan yang lain yang masih tertidur. Lalu tak berapa setelahnya, Raffy sebagai satu-satunya orang yang tidur dalam posisi telungkup, perlahan mulai terbangun.
“Ugghh ….” Erang Raffy yang baru tersadar dan masih merasa berat untuk menggerakkan tubuhnya. Maklum, dia adalah satu-satunya orang yang mendapat “hadiah” langsung dari Ratu Lusila.
“Fy! Lu gak papa?” tanya Ezra khawatir.
“I-iya gak papa. Ini … udah jam berapa? Berapa lama aku pingsan?” balas Raffy yang tampak masih linglung untuk mencerna keadaan sekitar, lalu mulai kembali bertanya.
“Gak tau, Fy. Yang jelas, ini udah pagi.” Balas Ezra sekenanya, lalu mulai mengamati Raffy yang terlihat seperti menahan kesakitan sambil memegangi punggungnya.
“Punggung lu kenapa, Fy?” tanya Ezra merasa khawatir.
“Abis dipentalin sama cewek serem yang kemarin itu, ampek nabrak dinding. Terus … semuanya item udah. Gak inget apa-apa. Bangun-bangun punggung udah sakit.” Ujar Raffy yang coba mengingat-ingat kembali kronologi kejadian sebelum ia benar-benar kehilangan kesadaran.
“Sumpah, ini sebenarnya kita lagi ada dimana sih? Kita ini bikin salah apa kok bisa jadi kayak gini?” kata Ezra yang mulai mempertanyakan keadaan, sambil membantu mengurut punggung Raffy.