[4:55] Penjara Benteng Sisi Timur Kerajaan Orion
Pertempuran antara dua pasukan kerajaan di kala fajar, berlangsung dengan sengit di permukaan. Sementara itu, di sel penjara bawah tanah dari benteng yang dikuasai Kerajaan Orion, baik Raffy dan teman-temannya, termasuk Pak Kumar dan Pak Wandra, masih dalam keadaan tertidur pulas, atau lebih tepatnya ... sedang pingsan. Lalu tak lama kemudian, mulai terdengar suara yang samar-samar dari balik pandangan yang masih kabur dan gelap.
“… ngun … ba ... ngun … ba … ngun …!” demikian bunyi tersebut menggema dari balik kegelapan, dengan frekuensi yang makin lama terdengar makin jelas. Meniti sepatah dua patah kata, hingga akhirnya mulai membentuk susunan kata baru.
“Bangun!” demikian bunyi tersebut yang kini menyentak jelas, hingga mampu membuyarkan pekatnya kegelapan dari alam bawah sadar Raffy, lalu seketika membuatnya terbangun dari tidur.
“Cepat, Cu! Bangunkan yang lain! Waktu kita tidak banyak.” Ucap sesosok kakek tua dengan nada yang tampak panik, sedang berusaha membangunkan Raffy yang sebelumnya pingsan setelah dihempaskan dengan keras oleh Ratu Lusila.
Sosok kakek tua itu memancarkan aroma yang wangi, berjenggot putih tebal, memakai sorban dan pakaian yang serba putih, sedang ditangannya membawa tasbih yang terbuat dari kayu gaharu. Raffy pun serasa tidak asing dengan sosok kakek tersebut. Namun sayangnya, ia masih belum mampu mengenalinya.
“Cepat, Cu!” tegas sosok kakek tua itu kembali menyuruh Raffy untuk segera bergegas membangunkan yang lain. Meski merasa masih agak linglung, segera setelah mengucek matanya, tanpa pikir panjang, Raffy pun langsung bergerak sigap menuruti permintaan sosok kakek tua itu, hingga membuat satu per satu dari rekan-rekannya mulai terbangun dari tidurnya.
“Eh, Fy?” respons Ezra yang tampak masih linglung karena baru bangun.
“Uhh … berapa lama nih kita tidur?” tanya Ezra sambil memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing, karena aliran darahnya masih belum mengalir dengan lancar.
“Udah, gak penting! Yuk, kita kabur!” balas Raffy singkat.
“Hah?” respons Ezra yang masih keheranan dalam mencerna situasi.
“Bangunin yang lain! Cepetan!” perintah Raffy kepada Ezra dengan tergesa-gesa, seolah sedang dikejar waktu.
“Eh? Iya, iya! Cuy, bangun! Bangun! Bangun!” kata Ezra yang kini juga ikut bergegas membangunkan teman-temannya. Setelah beberapa saat, semua orang pun akhirnya mulai terbangun, walaupun dalam keadaan yang masih agak linglung.
Beberapa saat setelahnya, entah apa yang terjadi, tiba-tiba pintu sel yang sebelumnya tertutup rapat oleh akar pohon hitam yang kuat, kini tampak sudah terbuka lebih lebar. Menciptakan sebuah celah yang cukup besar untuk bisa dilalui oleh Raffy dan kawan-kawannya agar bisa keluar.
“Ayokk!” ajak Raffy yang langsung bergegas keluar dari sel penjara.
“Hah? Fy?!” respons Ezra yang jadi tambah bingung, lantaran semua hal yang terjadi begitu tiba-tiba. Namun meskipun demikian, ujung-ujungnya semua orang pun mengikuti Raffy begitu saja, karena memang sedari awal, itulah hal yang menjadi harapan kecil bagi mereka semua.