Historia - The Misty Kingdom

Hazsef
Chapter #35

Upaya Terakhir

Sisa para pasukan musuh yang lari berhamburan menyelamatkan diri karena panik, menjadi sebuah pertanda bahwa pasukan dari Kerajaan Ardana, telah berhasil meraih kemenangan dan menduduki benteng yang berbatasan dengan wilayah timur dari Kerajaan Orion.

Semua orang pun tampak bergembira dan saling bersorak ria penuh semangat dalam menyambut kemenangan tersebut. Tak terkecuali Gavin, yang kembali terbang ke sana kemari untuk memantau situasi dari atas langit, setelah ia membantu mengalahkan Haung bersama Balin dan para pasukan yang lain.

Pada suatu momen, ketika Gavin sedang asyik memantau pergerakan para pasukan musuh yang lari terbirit-birit menjauhi benteng, tiba-tiba ia mendengar suara seperti ledakan yang diiringi oleh kemunculan sesosok makhluk berbentuk siluman buaya, sedang terlempar keras dari dalam benteng. Bahkan, sampai berlanjut ke area luar yang banyak ditumbuhi oleh pepohonan.

“Wah … enggal niki kula priksa seekor baya ingkang mabur sainggil niku. Kadosipun Sadherek Sapta mboten sumerep jarwinipun nguwawi badan (baru kali ini aku melihat seekor buaya yang terbang setinggi itu. Sepertinya Saudara Ketujuh tidak tahu artinya menahan diri).” Gumam Gavin sambil menyeringai tatkala menyaksikan pemandangan tersebut.

Tak perlu menebak-nebak dari mana asalnya, karena di antara semua petinggi, hanya satu orang yang mampu menghempaskan musuh hingga berdampak seperti itu. siapa lagi kalau bukan Balin. Pukulannya terkenal tidak hanya di kalangan musuh, namun juga di kalangan rekan-rekannya sendiri.

Pada suatu waktu, pernah diadakan sebuah acara latih tanding. Namun, dari semua yang hadir pada saat itu, hanya Balin yang tidak diperbolehkan ikut serta dengan tangan kosong, melainkan wajib menggunakan senjata. Entah apa pun jenisnya.

Hal ini tentu bukan tanpa alasan. Sebab, begitu Balin menggunakan pukulannya, siapa pun lawannya, pasti akan langsung terlempar keluar dari arena pertarungan, saking kuatnya tenaga yang ia keluarkan. Sekaligus menandakan bahwa ialah pemenangnya.

Aturan ketat yang menentukan pemenang lewat garis batas pertarungan, mau pun jika salah satu dari peserta dibuat pingsan atau dipaksa menyerah, tentu membuat kemampuan Balin serasa overpower (terlalu kuat) dan wajib di-nerf (dikurangi atau diturunkan kemampuannya). Meski begitu, anehnya Balin menerima aturan tersebut begitu saja, karena hal itu juga menandakan bahwa kekuatannya telah diakui oleh semua orang.

Kenangan masa lalu itulah yang membuat Gavin tak henti-hentinya tersenyum, menyaksikan sosok siluman buaya yang terlempar keluar dengan kuat dari dalam benteng. Bahkan dalam hati, ia merasa bersyukur, karena pada akhirnya, ada orang lain yang turut merasakan apa yang dulunya ia rasakan.

Jujur, sampai sekarang pun, Gavin masih tak mengerti. Kenapa hanya dia saja yang diperlakukan Balin dengan tegas, tidak sesantai seperti rekan-rekannya yang lain. Untungnya, ia adalah tipikal orang yang sangat positif dan optimistik. Walaupun, ia juga orang yang sangat tidak peka dan suka jahil.

Maka dari itu, ia menganggap bahwa apa yang dilakukan Balin padanya, adalah salah satu bentuk sejati dari persahabatan, yakni ketika seseorang berlaku blakblakan dan terkadang saling ejek, namun anehnya tidak ada yang tersinggung. Karena saking dekatnya hubungan mereka, hingga mampu membuat konflik apa pun, jadi tampak seperti lelucon.

Puas bernostalgia, Gavin lalu kembali melanjutkan pengintaiannya dari atas langit. Namun tiba-tiba, ia dikejutkan oleh suara seperti ledakan yang terdengar dari salah satu sisi tembok benteng, hingga menciptakan lubang yang cukup besar untuk dilalui manusia.

“Eh! Napa niku (apaan tuh)?!” respons Gavin yang kaget dengan suara ledakan tersebut. Kemudian, ketika dilihat dengan seksama, Gavin pun menemukan ada beberapa orang yang tampak berlarian keluar dari celah lubang ledakan itu.

“Hmm? Niku (itu) ….” Gumam Gavin sambil mengercitkan matanya. Mencoba memperhatikan lebih cermat, sekiranya siapakah sosok orang-orang yang tampak asing dan memiliki gaya berpakaian aneh yang sedang dilihatnya itu. Sangat berbeda dari apa yang biasanya dipakai oleh orang-orang dari kerajaan mana pun yang pernah ia lihat.

 

Lihat selengkapnya