Historia - The Misty Kingdom

Hazsef
Chapter #51

Milan

[20:42] Kamar Akasa

Sementara kedua ratu dari dua kerajaan saling menajamkan taringnya sebagai persiapan di pertempuran akhir, Raffy dan teman-temannya, lengkap dengan Pak Kumar dan Pak Wandra, sedang menjenguk Akasa yang sedang tertidur pulas di kamarnya.

Meski sempat bersenang-senang dalam beberapa hari terakhir, namun pasca insiden penyusupan ini, masing-masing dari mereka yakin, bahwa ini memang bukanlah tempat yang cocok untuk mereka. Bahkan, mereka hampir saja benar-benar kehilangan sahabatnya.

Menyaksikan bagaimana dunia di mana sihir bekerja dan kematian yang bisa datang kapan saja, walau dengan segala keindahan yang ditawarkan, tentunya itu tetaplah tak sepadan. Bagi mereka, rumah di kampung halaman, tetaplah yang terbaik. Lalu, dalam suasana yang serba suram itu, tiba-tiba datanglah Sang Ratu yang berjalan santai menghampiri mereka semua.

“Ah ... salam, Kanjeng Ratu!” sapa Pak Wandra yang tampak kaget dengan kemunculan Ratu Zafia, sementara yang lain langsung menoleh, lalu secara serempak berdiri sambil menundukkan kepalanya untuk memberi hormat kepada Sang Ratu.

Boten usah tegang, kula mriki namung ajenge cakap sakedhap (tidak perlu tegang, aku disini hanya ingin berbincang sejenak),” ucap Ratu Zafia bermaksud menenangkan. Namun bukannya tenang, mereka semua malah terlihat makin tegang, dengan ekspresi yang tampak bingung, seolah tak mengerti apa yang hendak disampaikan oleh Sang Ratu.

“Hmm ... kadosipun boten sedaya saking siro saged faham napa ingkang kula ginemaken. Menawi mekaten (sepertinya tidak semua dari kalian dapat memahami apa yang kukatakan. Kalau begitu) ….” Lanjut Ratu Zafia yang tampaknya sudah memutuskan bagaimana cara terbaik untuk berinteraksi dengan mereka semua.

"Apa begini membuat kalian lebih nyaman?" tanya Ratu Zafia memastikan.

"Hah?" respons Raffy yang tampak kaget.

“Lah? Kok ….” Imbuh Ezra yang juga tak kalah kaget.

"J-jadi, Kanjeng Ratu bisa bicara bahasa kami?" tanya Dafina dengan sopan.

"Tidak juga. Namun ketika aku menyelami ingatan masa lalu Akasa, sedikit demi sedikit, aku mulai memahami tata bahasa yang kalian gunakan di dunia seberang." Jawab Ratu Zafia dengan santai.

"W-w-wow!" respons Chafik yang merasa kagum dengan kemampuan Sang Ratu.

"Saya izin bicara, Kanjeng Ratu!" celetuk Pak Wandra secara tiba-tiba.

"Ya, silakan!" angguk Sang Ratu mempersilakan.

"Kira-kira, apa ada yang ingin Kanjeng Ratu sampaikan kepada kami? Sampai harus menemui kami secara pribadi di kamar Nak Akasa, alih-alih di aula istana kerajaan," tanya Pak Wandra bermaksud memastikan.

"Kau punya intuisi yang bagus, wahai Penjaga Hutan! Ya, ada yang ingin aku sampaikan pada kalian. Ini terkait dengan nasib kerajaan kami dan juga nasib kalian." Jawab Ratu Zafia dengan nada yang mulai agak serius.

"Tapi sebelum itu, biarkan aku bercerita sedikit tentang kisah lama, supaya kalian dapat memahami posisi kami, sekaligus seberapa gawatnya situasi kalian." Lanjut Ratu Zafia menambahkan.

"Apa yang Kanjeng Ratu maksud dengan itu?" tanya Pak Wandra penasaran.

"Semua ini berawal ... sekitar 90 tahun silam. Pada suatu pagi yang cerah, dari arah ufuk barat, tiba-tiba ada suara gemuruh yang mengeluarkan cahaya merah menyala seperti nyala api, dari balik awan hitam yang tebal. Kedatangannya ... seperti membawa badai kehancuran bagi tempat mana pun yang akan disinggahinya.

'Balraj, Sang Raja Malapetaka', begitulah kami menyebutnya. Itu adalah makhluk buas berkaki 4 dengan tanduk api dan 4 sayap, serta tubuh yang menyerupai kadal raksasa. Makhluk itu mampu menyemburkan api panas yang dapat menghancurkan dan melelehkan dinding dan bangunan sekitar. Konon, kekuatan satu makhluk itu saja, sudah cukup untuk meratakan seluruh kerajaan.

Namun, bahkan dengan segala keganasan itu, entah bagaimana caranya, ada seorang wanita berambut merah gelap yang mampu berdiri di atas kepala Balraj. Dialah … Lusila, Sang Ratu Orion. Kombinasi di antara keduanya, dapat menciptakan mimpi buruk bagi siapa pun yang menghalangi jalannya.

Lalu, dalam waktu 3 tahun setelahnya, Ratu Lusila ... secara mengejutkan berhasil meratakan 5 dari 7 kerajaan yang ada di benua ini, Benua Arsyanendra. Sisa-sisa dari mereka yang selamat, berbondong-bondong datang ke negeri kami untuk meminta pertolongan. Sementara kerajaan sisanya, memilih untuk menggabungkan diri secara permanen dengan kerajaan kami." Demikian Ratu Zafia menceritakan asal-usul singkat tentang sosok Ratu Lusila yang telah menyebabkan masalah untuk mereka semua.

"Tunggu, Kanjeng Ratu, jadi itu artinya ...." Kata Pak Wandra yang tampaknya mulai menangkap maksud dari percakapan yang saat ini sedang disinggung oleh Sang Ratu.

"Ya, kerajaan ini adalah kerajaan terakhir di daratan yang menjadi pembatas antara dunia kami dengan dunia kalian. Jadi, jika kerajaan kami hancur, maka cepat atau lambat, besar kemungkinan mata 'Si Ratu Licik' itu, akan langsung tertuju pada dunia kalian." Angguk Ratu Zafia seraya mulai menatap Raffy dan teman-temannya berada.

"D-dunia kami? Tapi, kenapa bisa demikian, Kanjeng Ratu?" tanya Dafina penasaran.

Lihat selengkapnya