Historia - The Misty Kingdom

Hazsef
Chapter #62

Bala Bantuan

[8:20] Lembah Perbukitan Selatan Kerajaan Ardana

Kedatangan segerombolan burung elang besar dari arah ufuk timur, membawa angin segar bagi rombongan Raffy dan orang-orang di sekitarnya. Lalu ketika keadaan mulai sedikit terkendali, tiba-tiba salah satu dari elang besar itu turun dan mendarat pelan di hadapan mereka, kemudian diikuti oleh kemunculan sesosok kakek tua yang berpakaian serba hitam, turun dari atas punggung elang itu dengan santai.

“Jarang-jarang melihatmu kewalahan begini, Eknath!” ucap sosok kakek tua itu sambil berjalan menghampiri Eyang Suci.

“Oza? Sahabatku, lama tak jumpa!” ucap Eyang Suci yang tampak semringah dengan kedatangan teman lamanya. Tak disangka, identitas sebenarnya dari kakek tua itu, ternyata adalah Eyang Oza, sosok yang pernah disinggung oleh Ratu Zafia sebagai guru suaminya, yakni Raja Rakara.

“Ya, lama tak jumpa! Mungkin sekitar ... 60 tahun?” tebak Eyang Oza sambil tersenyum.

“Ya, kurang lebih!” angguk Eyang Suci setuju.

“Apa yang kau lakukan di sini? Bagaimana kau bisa menemukan kami?” lanjut Eyang Suci bertanya.

“Hanya kebetulan. Aku melihat sedikit kilauan cahaya dari atas langit. Tak kusangka kalau itu sungguh dirimu.” ujar Eyang Oza sekenanya.

“Ya, sejujurnya ... kedatanganmu di sini sangatlah membantu. Tapi ….” Ucap Eyang Suci sambil menoleh ke arah kerumunan pasukan musuh yang mulai berdatangan dan tampak tidak sabar untuk segera membantai siapa pun yang menghalangi jalannya.

“Bahkan jika itu kau … menurutku masih terlalu berlebihan untuk bisa mengubah alur peperangan begitu saja, melawan invasi dari satu kerajaan penuh.” Sambung Eyang Suci menambahkan dengan nada sedikit khawatir.

“Kau benar tentang satu hal, namun kurang tepat untuk satu lainnya.” Sanggah Eyang Oza dengan gelagat penuh misteri. Tampaknya masih ada lagi kejutan lain yang belum ditunjukkan oleh Eyang Oza.

“Apa maksudmu?” tanya Eyang Suci penasaran.

“Eknath, sahabatku … siapa bilang aku datang sendiri?” goda Eyang Oza sambil tersenyum penuh percaya diri. Lalu tak berapa lama kemudian, mulai bermunculan sosok-sosok lain yang terlihat cukup berwibawa, datang dengan cara yang sama seperti Eyang Oza, yakni turun dari elang-elang besar yang telah mengusir para pasukan langit dari Kerajaan Orion.

Ada sosok kakek tua yang memakai pakaian serba hitam dengan kaos dalam berwarna putih. Rambutnya yang penuh uban terselimuti dengan rapi oleh blangkon yang juga berwarna hitam. Ia membawa semacam keris yang terselip di belakang pinggangnya yang terbalut oleh semacam sarung bermotif batik.

Lalu tepat di belakangnya, ada yang memakai pakaian batik dengan celana hitam, ada yang memakai baju adat jenis Jawa Beskap, namun ada juga yang mengenakan sorban dengan pakaian yang serba putih.

“Aku membawa beberapa teman dari Desa Rohan.” Ucap Eyang Oza sambil tersenyum bangga, hingga sontak membuat Eyang Suci jadi kehabisan kata-kata.

“Satu hal yang tidak berubah darimu, sahabatku ….” Ujar Eyang Suci sembari menatap senang kedatangan para tetua dan tokoh penting dari Desa Rohan. Meski jumlahnya tidak banyak, namun masing-masing dari mereka memancarkan aura berwibawa yang cukup menenangkan jiwa.

“Hmm?” respons Eyang Oza penasaran.

“Kau memang penuh kejutan.” Sambung Eyang Suci memberikan apresiasinya dengan tulus, sementara Eyang Oza hanya tersenyum hangat menyambut pujian dari sahabat lamanya itu. Lalu tak lama kemudian, para tetua dan tokoh-tokoh penting dari Desa Rohan akhirnya sampai di hadapan Eyang Suci dan Eyang Oza. Mereka semua berjalan beriringan, lalu saling membungkuk untuk memberikan salam penghormatan.

“Salam, Eyang Suci!” sapa sosok kakek tua yang berdiri paling depan.

“Sampeyan kan ….” Ucap Eyang Suci yang tampaknya tidak asing dengan sosok kakek tua itu.

“Ya, saya Khandra, tetua dari Desa Rohan, hendak menjemput satu rombongan pendaki dan 2 orang penjaga hutan yang hilang di Gunung Vamana.” Sambung kakek tua itu memperkenalkan dirinya pada Eyang Suci.

“Oh, begitu ya! Terima kasih! Berkat kalian, kami bisa bernapas sejenak.” Ucap Eyang Suci dengan tulus.

Lihat selengkapnya