[Masa kini] Istana Utama Kerajaan Orion
Usai bertapa selama seharian penuh, Ratu Lusila akhirnya mulai membuka matanya secara perlahan. Lalu, ketika ia melirik ke arah kedua tangannya yang dipenuhi oleh aura merah kehitaman, barulah Sang Ratu Orion itu tersenyum puas. Setelahnya, ia pun menyapa sosok Kokila yang sedang berjaga di depan pintu masuk kamarnya, yang letaknya paling tinggi dari istana utamanya di kaki Gunung Prama.
"Kokila!" sapa Ratu Lusila sambil berjalan santai.
"Oh, Kanjeng Ratu! Napa panjenengan sampun (apakah Anda sudah selesai melakukan pertapaan)?" tanya Kokila memastikan.
"Yo, wis bar (ya, aku sudah menyerap semuanya hingga membuatku tak sabar untuk segera memulai penyerangan)." Jawab Ratu Lusila sambil menyeringai.
"Piye persiapane (bagaimana persiapannya)?" lanjut Ratu Lusila bertanya.
"Sedayanipun sampun jagi (semuanya sudah siap), Kanjeng Ratu!" Jawab Kokila dengan penuh percaya diri, sambil menunjukkan ratusan ribu pasukan yang sudah berbaris rapi dan bersorak sorai di depan istana utama Kerajaan Orion.
"Mantep! Nek ngunu, ayo wenehi salam anget gawe Tuan Rumah sing arepe awak dewe samperi (Bagus! Kalau begitu, mari kita beri salam hangat pada Tuan Rumah yang akan kita kunjungi)." Balas Ratu Lusila seraya memandang ke atas puncak bukit yang terlihat runcing seperti kerucut.
Ratu Lusila kemudian langsung mengetes kemampuan kedua tangannya yang baru saja pulih seutuhnya, dengan cara mengumpulkan energi dan memadatkannya di tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya, ia gunakan untuk membuat pisau api yang langsung ia lemparkan dengan sangat cepat, hingga mampu membelah puncak bukit seperti layaknya mengambil ujung nasi tumpeng.
Lalu, ketika puncak bukit itu hendak runtuh, Ratu Lusila kemudian melepaskan energi padat yang telah ia kumpulkan di tangan kirinya, sehingga membuat runtuhan puncak bukit itu, seketika terbang jauh ke atas langit hingga menembus awan, sebelum akhirnya menghilang di tengah gelapnya malam yang sunyi. Kini, dengan kembalinya kekuatan asli Sang Ratu Orion, babak baru dari konflik besar antara dua kerajaan kuno, akhirnya telah resmi dimulai.
[20:00] Koridor Istana Kerajaan
Hari sudah malam. Sementara itu, Akasa masih tampak mondar-mandir di sekeliling istana, seolah sedang bingung mencari sesuatu. Sementara Sang Ratu yang menyadarinya, langsung berjalan mendekati Akasa untuk menanyakan apa yang sedang dilakukannya, sekaligus ingin membicarakan lebih lanjut, apa yang sebelumnya ia sampaikan di aula istana secara pribadi.
"Nak, kenapa kau mondar-mandir di sekitar istana? Apa yang sedang kau cari?" tanya Ratu Zafia penasaran.
"Ibu Ratu!" respons Akasa yang tampak terkejut namun antusias.
"Umm, sebenarnya ... Akasa mau minta maaf soal-" lanjut Akasa langsung menyampaikan alasan yang membuatnya jadi seperti orang bingung, yakni untuk meminta maaf pada Sang Ratu.