Historia - The Misty Kingdom

Hazsef
Chapter #43

Reuni

[16:15] Aula Istana Kerajaan Ardana

Usai membersihkan diri dan berganti pakaian, Akasa kemudian langsung pergi ke aula istana. Sementara itu, di sisi yang lain, rombongan Raffy yang baru saja tiba tadi siang, kini juga sedang menuju ke tempat yang sama untuk menghadap Sang Ratu.

"Salam, Kanjeng Ratu!" sapa Arga yang kembali menghadap Sang Ratu dengan sopan.

“Arga. Napa sampeyan sampun ngaso kaliyan sae (apa kau sudah beristirahat dengan baik)?" tanya Ratu Zafia memastikan.

"Sampun (sudah), Kanjeng Ratu!" angguk Arga membenarkan.

"Lajeng, pripun kaliyan jampinipun? Napa siro sedaya nikmati jampen kami (lalu, bagaimana dengan jamuannya? Apa kalian menikmati jamuan kami)?” tanya Ratu Zafia sambil tersenyum, kali ini mengarahkan pandangannya kepada rombongan Raffy.

Nggih (ya), Kanjeng Ratu! Matur nuwun amargi sampun jampi kami kaliyan sae (terima kasih karena telah menjamu kami dengan baik).” Jawab Pak Wandra yang dengan tulus menunjukkan rasa terima kasihnya mewakili rombongan kelompoknya.

Nggihpun (baguslah)! Nanging, ampuna siro dumugi salira, amargi sampeyan-sampeyan niki taksiha satiyang tawanan (tapi, janganlah kalian berpuas diri, karena status kalian saat ini masihlah seorang tawanan),” tegur Ratu Zafia memperingatkan, hingga membuat Pak Wandra, Pak Kumar, beserta rombongan Raffy jadi turut terdiam karena tegang.

Jelas mereka masih belum bisa merasa tenang, walaupun sejauh ini Raffy dan teman-temannya sudah bersikap sesopan dan sesantun mungkin. Namun, tentu bukan itu yang sebenarnya dimaksudkan oleh Sang Ratu, melainkan hal lain yang bakal membuat mereka semua terkejut.

Wonten satiyang ingkang kula ajeng siro panggihi. Nasib sampeyan saksampune niki, badhe ditentukaken deningipun (ada seseorang yang aku ingin kalian temui. Nasib kalian setelah ini, akan ditentukan olehnya).” Lanjut Ratu Zafia menambahkan.

"Sinten (siapa), Kanjeng Ratu?" tanya Pak Wandra penasaran.

Niku (itu) ….” Ucap Ratu Zafia bermaksud menjawab pertanyaan tersebut. Namun belum sempat ia memberikan petunjuk lain, tiba-tiba sosok yang disinggung oleh Sang Ratu, datang menghampiri di waktu yang sangat tepat.

"Ibu Ratu! Saderengipun, Kula nyuwun pangapura amargi sampun ngerepoti Ibu Ratu lan ugi (sebelumnya, saya minta maaf karena sudah merepotkan Ibu Ratu dan juga)-" sesal Akasa seraya berjalan dengan sedikit tergesa-gesa menghampiri Sang Ratu.

Sampun (sudah), Nak! Boten menapa (tidak apa). Mangga mrikia (ayo kemarilah)!” celetuk Ratu Zafia yang langsung menenangkan kepanikan Akasa, seraya melambaikan tangan seperti sedang memanggil seseorang. Tampaknya, Sang Ratu tidak begitu ambil pusing dengan apa yang sudah diperbuat oleh Akasa tempo lalu. Karena memang, semuanya sudah diurus dengan baik olehnya (Ratu Zafia). Mendengar hal ini, Akasa pun jadi merasa lega.

Nggih (ya), Ibu Ratu!” angguk Akasa dengan patuh, lalu mulai berjalan menghampiri Sang Ratu.

“Nak, napa sampeyan ningali tiyang-tiyang niku (apa kau mengenal orang-orang itu)?” tanya Ratu Zafia memastikan, sembari menunjuk ke arah rombongan Raffy berada, yang saat ini sedang berdiri mematung dengan mulut dan mata yang terbuka lebar, seolah-olah baru saja melihat hantu.

"Sinten (siapa)?” tanya Akasa keheranan, lalu mulai menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Sang Ratu. Ketika dilihat dengan seksama, Akasa pun juga ikut terkejut, karena semua teman-temannya, yakni Raffy, Chafik, Ezra, Gita, Dafina dan Lalita, kini sedang berkumpul di hadapannya.

“Oh! Kalian ... kok bisa pada ngumpul sini semua?” respons Akasa yang tampak kaget, seolah masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Lalu, tanpa berpikir panjang, Akasa pun segera berjalan menghampiri teman-temannya dengan semangat.

Lihat selengkapnya