[13:45] Sekitar Halaman Istana Kerajaan
Konflik kecil yang terjadi antara Akasa dengan Sang Putri, akhirnya berhasil didamaikan oleh Sang Ratu. Meskipun Sang Putri masih terlihat cemberut, namun sebagai seorang ibu, Ratu Zafia tentu tahu kalau putri semata wayangnya itu, adalah orang yang tidak akan menyalahi janji. Setelahnya, Sang Ratu pun mulai melihat ke arah Gavin yang sebelumnya datang bersama dengan Sang Putri, lalu langsung memanggilnya.
"Gavin!" panggil Ratu Zafia dengan tegas.
"Hamba, Kanjeng Ratu!" balas Gavin menjawab panggilan Sang Ratu dengan sigap.
"Kancani Akasa keliling kenalendran niki (temani Akasa berkeliling kerajaan ini)!" perintah Ratu Zafia singkat.
"Jagi (siap), Kanjeng Ratu!" angguk Gavin menyanggupi.
"Nak, napa sampeyan ugi badhe ngajak rencang-rencangmu (apa kau juga akan mengajak teman-temanmu)?" tanya Ratu Zafia memastikan.
"Nggih (iya), Ibu Ratu!" jawab Akasa dengan antusias.
"Kenalendran niki cekap wiyar, siyos ampun tebih-tebih saking paklik niki menawi boten ajenge nyasar (kerajaan ini cukup luas, jadi jangan jauh-jauh dari paman ini kalau tidak ingin tersesat)," ucap Ratu Zafia bermaksud mengingatkan.
"Nggih (baik), Ibu Ratu! Menawi mekaten (kalau begitu), Akasa pamit!" kata Akasa seraya menyalimi tangan Sang Ratu, lalu berpamitan pergi bersama Gavin.
"Nggih, manah-manah ing lampah (ya, hati-hati di jalan)!" balas Ratu Zafia sambil memandangi kepergian Akasa yang berjalan makin jauh. Setelahnya, beliau pun segera memanggil salah satu orang kepercayaannya yang sedang berdiri agak jauh di belakangnya.
"Balin!" panggil Ratu Zafia tanpa bergeming dari tempatnya.
"Hamba, Kanjeng Ratu!" jawab Balin dengan sigap.
"Etuti piyambake sedaya lan awasi kaliyan sae (ikuti mereka dan awasi dengan baik)!" perintah Ratu Zafia dengan santai namun tegas.
"Pangapunten (mohon maaf), Kanjeng Ratu, sayangipun botenkah wau (tapi bukankah tadi)-" ucap Balin yang coba mempertanyakan perintah Sang Ratu, padahal sudah ada salah satu panglima perang yang menemaninya.