Historia - The Misty Kingdom

Hazsef
Chapter #64

Perpisahan

[9:25] Aula Istana Kerajaan Ardana

Sementara itu, Akasa yang kembali menuju ke aula istana kerajaan, tiba-tiba mendapati Sang Ratu sudah dihadang oleh sosok musuh yang menyeramkan. Perawakannya tinggi besar, memiliki satu anting di hidung, berbadan manusia, namun memiliki kulit, bulu, serta kaki dan kepala banteng hitam. Makhluk itu mulai mengambil ancang-ancang untuk berlari sambil memegang kapak besar yang hendak diayunkan langsung ke arah Ratu Zafia.

“Ibu Ratu?” gumam Akasa yang seketika tampak khawatir, kemudian tanpa pikir panjang, ia pun segera berlari memotong jalur dan menerjang ke sisi samping musuh, lalu mementalkannya dengan keras menggunakan Pedang Lavaana.

“Ibu Ratu gak papa?” tanya Akasa memastikan.

“Akasa?! Apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau tidak lari?” tanya balik Ratu Zafia yang tampak terkejut sekaligus khawatir karena mengetahui bahwa Akasa masih belum pergi dari kerajaannya yang sudah menjadi medan perang.

“Yah … Akasa tadi mau ngambil-” jawab Akasa sekenanya, namun tiba-tiba, ia dikejutkan dengan bunyi seperti puing-puing yang hancur, “BRUAKK”, lalu diikuti oleh kemunculan sesosok siluman banteng hitam yang tadi ia pentalkan. Tampak sosok ini terlihat sangat kesal, lalu melesatkan diri dengan cepat dan hendak menanduk tubuh Akasa dengan keras.

“Akasa!!” teriak Ratu Zafia panik.

“Uaakkhh!!” erang Akasa yang kaget, usai siluman banteng tadi menanduk tubuhnya yang terdorong hingga menembus dinding aula istana, sampai ke halaman luar.

“Ugghh … eh? Gak sakit?” gumam Akasa yang tampak heran tatkala mendapati dirinya baik-baik saja, bahkan setelah ditanduk siluman banteng hingga menembus tembok istana kerajaan yang tampak kokoh. Ketika dilihat, ternyata ada semacam lapisan pelindung yang tampak tembus pandang, namun dengan sedikit balutan energi berwarna hijau kekuningan.

Ya, itu adalah salah satu sihir dari Sang Ratu Ardana. Namun, keadaan masih belum sepenuhnya aman. Siluman banteng yang mengamuk itu, kemudian kembali berbalik dan hendak menyerang Akasa. Pada kesempatan itulah, Balin pun datang dan langsung menahan tandukan banteng itu dengan kedua tangannya.

“Nak, sampeyan boten napa-napa (kau tidak apa-apa)?” tanya Balin dengan santai.

“Guru?” respons Akasa tampak kaget, sebelum akhirnya tubuh Balin dilemparkan jauh ke belakang, meski berakibat kedua tanduk dari siluman banteng itu patah. Namun, kini ancaman baru datang lewat kapak besar yang dibawa oleh siluman banteng itu yang hendak mengayunkannya secara vertikal ke arah Akasa.

Mengetahui hal ini, Ratu Zafia pun segera memadatkan energi sihir di tangan kanannya, lalu segera melepaskan pisau angin berkecepatan tinggi, yang seketika menerbangkan bagian atas tubuh dari siluman banteng hitam itu. Sementara bagian bawahnya, langsung tumbang setelah satu-dua kali melangkah tanpa adanya tangan, perut ataupun kepala.

“Ibu Ratu!” panggil Akasa seraya mulai bangkit dan mendekat ke arah Ratu Zafia.

“Pergi!” seru Ratu Zafia sambil berdiri membelakangi Akasa.

Lihat selengkapnya