Historia - The Misty Kingdom

Hazsef
Chapter #69

Pahlawan

[12:23 WIB] Pos Mata Air 1, Gunung Vamana

Sementara itu, setelah semua perjuangan berdarah yang mereka lakukan, kisah petualangan panjang para pendaki yang hilang beserta dua orang penjaga hutan pun kini telah usai. Satu persatu dari rombongan Raffy pun perlahan mulai siuman, sebelum akhirnya dapat kembali menghirup udara segar dari tempat yang rasanya tidak asing.

Mereka kembali ke tempat di mana mereka dulu berkemah, hanya saja sekarang tidak ada tenda sama sekali. Hanya ada rerumputan hijau di bawah bayangan pohon yang teduh. Pada kesempatan itu, Lalita yang bangun lebih awal dari yang lain, langsung bergegas mencari kekasihnya yang sebelumnya sekarat usai mencoba menyelamatkannya.

“Zra? Ezra! Sayang!” panggil Lalita dengan harap-harap cemas.

“La ... lita …?” balas Ezra yang tampak sedikit linglung karena baru saja bangun, lalu perlahan mulai bangkit untuk duduk.

“Jangan lakuin itu lagi ya ….” Pinta Lalita sambil menangis dan memeluk Ezra.

“Iya ... maaf ya!” jawab Ezra sambil tersenyum dan memejamkan mata. Lalu tak lama setelahnya, tiba-tiba Chafik pun datang menghampiri. Seketika langsung menghentikan momen mengharukan mereka dan menjadi agak heboh.

“Z-zra! L-lu gak papa, Zra?” tanya Chafik khawatir, lalu mulai menggoyang-goyangkan tubuh Ezra sebelum berakhir memeluknya.

“Ugghh … sekarang … jadi … kenapa-napa ….” Erang Ezra yang tampak kaget dan sedikit merasa sakit saat Chafik memeluk tubuhnya. Tampaknya luka tusukan yang ia terima ketika melindungi kekasihnya di medan perang, masih belum sepenuhnya sembuh.

“Y-ya ampun! M-maaf ya, Zra! J-jangan mati d-dulu!” kata Chafik menyesal seraya melepaskan pelukannya.

“Hah? Lu lagi ngigau … apa gimana?” tanya Ezra yang masih tidak paham dengan kelakuan aneh Chafik. Tidak biasanya dia mengkhawatirkan temannya sampai sebegitunya.

“T-tenang aja, Zra! P-perjuanganmu … g-gak bakal s-sia-sia! S-soal Neng Lalita … b-biar aku y-yang jagain!” jawab Chafik mencoba menenangkan. Kini Ezra paham, kemana arah pembicaraan ini berlanjut.

“Eh, gua belum mati, bangsat! Lagian, masih sempet-sempetnya aja lu rebut calon bini gua!” maki Ezra yang jelas tidak terima dengan pernyataan Chafik yang ingin merebut Lalita di depan kekasihnya langsung, hingga membuat Raffy, Gita dan Dafina jadi tertawa dibuatnya.

Namun secara tiba-tiba, terdengar suara bapak-bapak yang berteriak histeris sambil menangisi sosok bapak-bapak lain yang terlihat tidak bergerak.

“PAK KUMAAARRR …!!!” teriak bapak-bapak itu yang ternyata adalah Pak Wandra. Suara tersebut terdengar mengkhawatirkan, hingga langsung menyita perhatian Raffy dan teman-temannya yang baru saja sedikit bersukacita.

“Pak Kumar?” gumam Raffy yang tampak cemas dengan keadaan Pak Kumar, lalu segera bangkit dan bergegas menghampiri bersama teman-temannya yang lain.

"P-pak Kumar ...." Ucap Chafik dengan wajah sayu.

“Jadi, beliau sudah ….” Sambung Ezra yang juga tampak kehabisan kata-kata.

“Tapi … gimana caranya beliau bisa balik ya? Bukannya jumlahnya harus ganjil?” tanya Gita heran.

“Ya, kecuali … ada orang lain yang datang setelah kita.” Jawab Raffy dengan ekspresi datar.

“Hah? Maksudnya?” tanya kembali Gita yang makin kebingungan.

“Akasa ....” Gumam Lalita yang tampaknya mulai menangkap maksud dari perkataan Raffy.

“Oh iya, Akasa nasibnya gimana ya? Apa dia selamat?” tanya Ezra khawatir, meskipun saat ini ia masih dibantu berjalan dengan salah satu tangannya disandarkan pada bahu kekasihnya.

Lihat selengkapnya