Historia - The Misty Kingdom

Hazsef
Chapter #68

Tabir Kenangan

Menghadapi ancaman Ratu Lusila yang tiada akhir, Sang Putri akhirnya memutuskan untuk menggunakan sisa kekuatannya, guna mengirim Akasa pulang. Sementara Akasa, yang melewati celah dimensi dengan paksa, akhirnya mengalami sensasi yang sama seperti ketika ia sedang jatuh dari ketinggian pada kecepatan yang tinggi.

Beberapa lapisan yang tipis seperti kaca pun, kemudian mulai bermunculan, sebelum akhirnya pecah satu per satu ketika Akasa menabraknya. Itu adalah momen ketika ia sedang melewati tempat yang terlihat seperti pemandangan bintang yang terkena efek timelapse. Itulah celah dimensi gaib.

Celah itu memiliki 5 lapis, yang mana pada tiap bagiannya, mampu membelokkan cahaya, sehingga apapun yang ada di dunia lain, akan jadi tidak terlihat, karena terkena efek pembiasan cahaya atau ilusi fatamorgana.

Singkat cerita, Akasa menabrak lapisan-lapisan itu dengan keras, hingga membuat tubuhnya berputar tak tentu arah. Menimbulkan rasa mual dan pusing yang secara bertahap makin menurunkan kesadarannya. Lalu, pada pecahan terakhir yang ia tabrak, Akasa akhirnya dapat keluar dari portal dimensi, namun langsung jatuh ke dalam danau dari ketinggian sekitar puluhan meter dari permukaan air.

Tak berselang lama kemudian, tubuh Akasa pun langsung terhempas dengan keras dan tenggelam dengan cepat. Mengambil seluruh napasnya seketika karena tidak sempat bereaksi. Maklum, dalam pandangannya, segalanya hanya nampak seperti garis-garis lurus yang bergerak cepat, sebelum akhirnya menjadi gelap sejenak ketika tubuhnya menghantam permukaan air.

Setelahnya, di dasar danau yang dikelilingi oleh daratan yang gelap, kesadaran Akasa pun kian memudar. Membawa sejuta kenangan yang mengalir deras dalam dekapan gelapnya air yang dingin. Menampilkan satu riak kecil di antara sudut lembah, yang memantulkan bayangan sinar rembulan laksana permata keemasan di kesunyian malam.

Baik jiwa dan raganya, Akasa merasa lelah. Tak berdaya menghadapi kejamnya realita yang tak kenal ampun, hingga perlahan membuatnya berpikir, untuk melepas segalanya dan merelakan tubuhnya masuk makin dalam di dasar air yang gelap.

Pada momen itu, ketika kesadaran Akasa sudah berada di antara ambang batas antara kehidupan dan kematian, tiba-tiba ada sesuatu yang samar-samar tampak seperti tangan, perlahan mulai menahan punggungnya, lalu mendorong tubuh Akasa kembali menuju ke permukaan.

Entah apa yang terjadi setelahnya, ingatan Akasa serasa terputus. Menyisakan kesadaran yang tiba-tiba memperlihatkan tubuhnya sudah berada di tepi danau. Pada malam yang dingin itu, anehnya tubuh Akasa terasa hangat. Memunculkan satu kenyamanan yang pada akhirnya menyita seluruh kesadarannya, hingga tertidur pulas seperti anak-anak.

Lihat selengkapnya