Empat orang bertopeng karakter badut dengan bentuk raut wajah yang berbeda dan bersenjata api memasuki sebuah bank. Security bank itu di giring ke dalam di bawah todongan senjata. Kedua security tadi disuruh untuk tiarap di lantai dengan tangan ditekuk di kepala.
Para perampok itu lantas menyuruh para pengunjung dan nasabah bank itu untuk diam dan berkumpul di lobi yang berada di tengah-tengah bank tersebut. Mereka juga menyuruh semua orang yang berada di sana untuk tiarap dan mengikuti apa yang telah dilakukan oleh kedua security tadi.
"Mana Manajer bank ini!?" tanya salah satu perampok sambil mengarahkan senjata kepada mereka semua yang sedang tiarap.
Dia melihat seseorang yang memakai baju kemeja putih lengkap dengan dasi serta memakai kaca mata.
"Hai! kau yang di sana,cepat bangun dan kesini!" perintah rampok dengan topeng badut berwajah sedang marah yang tak lain itu adalah Raymond,pimpinan para perampok.
Orang itu segera bangkit dan menghampiri perampok yang memanggilnya tadi. Tubuhnya gemetaran karena merasa takut. Rampok bertopeng badut dengan wajah sedang marah itu pun bertanya,
"Apa kau Manajer bank ini?"
Dengan rasa takut dan tubuh gemetar, orang itu lalu menjawab.
"I, iya, saya Manajer dan kepala cabang bank ini."
Rampok bertopeng badut dengan raut wajah marah itu pun mengangguk-angguk.
"Bagus,bagus," katanya.
"Nah, sekarang tolong bawa kami ke ruangan di mana brankas bank ini berada?" pinta si rampok.
Manajer bank itu terdiam sejenak.
"Heh, kenapa kau diam!" bentak si rampok.
"Anda terlambat tuan," kata Manajer itu setengah ketakutan.
"Apa maksud mu?" tanya si rampok heran.
"Pagi tadi orang-orang dari kantor pusat telah mengambil uang yang ada di bank ini." Manajer menjelaskan.
"Dan sekarang di bank ini benar-benar tidak ada uang sama sekali," sambung Manajer bank.
"Apa!?" seru perampok itu setengah tak percaya.
"Kau mencoba bermain-main dan berbohong dengan ku?" tanya perampok itu sambil mengarahkan senjatanya di kening Manajer bank.
"Aku tidak berbohong, kalau kau tidak percaya, mari ikut aku," ajak Manajer bank tersebut.
"Heh! Badut sedih, ayo ikut aku!" ajak badut marah.
Tony diam saja di tempatnya karena dia tak mengerti kalau dia di panggil oleh Ray, yang mengenakan topeng badut dengan wajah sedang marah.
Karena Tony masih belum bergerak,lantas dia di hampiri oleh salah satu kawannya dan menepuk bahunya.
"Dia memanggilmu," bisik orang itu.
Tony masih tak mengerti, lalu orang itu berbisik lagi.
"Kau memakai topeng dengan raut wajah sedih, ingat! tadi sudah di beri tahu kalau kita tidak boleh memanggil nama masing-masing, tapi dengan sebutan karakter topeng yang sedang kita pakai."